Waspada Penyakit Paru-Paru Mengintai!

Pernahkah kamu bayangkan Penyakit Paru-Paru? Padahal, mereka bekerja keras sepanjang waktu, lho! Paru-paru ibarat filter udara raksasa yang memastikan tubuhmu mendapat oksigen bersih dan membuang karbon dioksida. Tapi, berbagai “musuh” seperti polusi udara, asap rokok, dan infeksi bisa menyerang paru-paru, membuat mereka kesulitan bernafas dan memicu penyakit. Yuk, kenali bahayanya!

Berbagai Penyakit Mengintai Paru-Paru:

Bayangkan paru-paru seperti spons. Ada banyak penyakit yang bisa “menggerogoti” spons ini, seperti:

  • Asma: Ibarat saluran udara yang “kepencetan”, asma bikin dada sesak dan nafas jadi ngap-ngapan. Sering dipicu alergi, debu, atau polusi udara.
  • Emfisema: Bayangkan spons yang bolong-bolong. Emfisema merusak kantung udara di paru-paru, membuat mereka sulit mengembang dan menyerap oksigen. Biasanya disebabkan oleh asap rokok.
  • Bronkitis: Ibarat pipa air yang berlendir. Bronkitis membuat saluran udara di paru-paru meradang dan mengeluarkan banyak lendir, sehingga nafas jadi berat dan terasa berbunyi. Sering disebabkan oleh infeksi atau polusi udara.
  • Kanker paru-paru: Musuh bebuyutan paru-paru! Kanker tumbuh tak terkendali dan merusak jaringan paru-paru, membuat nafas tersendat dan bisa berakibat fatal. Asap rokok adalah penyebab utama.

Hasil dari Studi Enam Kota Harvard yang didukung oleh NIEHS menunjukkan hubungan kuat antara paparan ozon, partikel halus, dan sulfur dioksida dengan peningkatan masalah pernapasan, kapasitas paru-paru yang berkurang, dan risiko kematian dini.

Penyakit paru-paru merujuk pada berbagai penyakit atau gangguan yang memengaruhi kemampuan paru-paru untuk berfungsi dengan baik, memengaruhi fungsi pernapasan dan fungsi paru-paru. Ada banyak penyakit paru-paru yang berbeda, beberapa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur, sedangkan yang lain terkait dengan faktor lingkungan seperti asma, mesothelioma, dan kanker paru-paru. Penyakit pernapasan kronis bagian bawah, termasuk penyakit paru obstruktif kronik (COPD), emfisema, dan bronkitis kronis, merupakan penyebab kematian utama di Amerika Serikat.

National Institute of Environmental Health Sciences (NIEHS) melakukan dan mendanai penelitian untuk memahami kontribusi genetik dan lingkungan terhadap perkembangan penyakit paru-paru dan mengidentifikasi cara baru untuk mencegah dan mengobati penyakit paru-paru pada manusia.

Paparan jangka panjang terhadap polutan udara dapat memengaruhi perkembangan paru-paru dan meningkatkan kemungkinan terjadinya asma, emfisema, dan penyakit pernapasan lainnya.

NIEHS telah mendukung pengembangan model paru-paru manusia yang bernapas dalam tiga dimensi pada mikrocip, yang menguji efek paparan lingkungan dan keamanan obat-obatan baru. Lebih dari 50 perubahan genetik telah diidentifikasi yang memengaruhi risiko gangguan paru-paru pada orang-orang keturunan Eropa, Afrika, Asia, dan Hispanik, yang dapat memengaruhi cara beberapa obat dikembangkan untuk mengobati masalah fungsi paru-paru.

Mutasi dalam gen yang disebut macrophage receptor with collagenous structure (MARCO) berkontribusi pada keparahan penyakit virus syncytial respiratori (RSV) pada bayi, yang dapat membantu mengidentifikasi orang-orang yang memiliki peluang lebih besar untuk mengembangkan infeksi RSV yang parah dan memberikan pengobatan untuk mencegah penyakit. Kromium heksavalen dan perubahan paru-paru telah dikaitkan dengan air minum yang terkontaminasi dengan kromium heksavalen, zat kimia industri, yang menyebabkan perubahan genetik pada sel-sel paru-paru manusia. Menghirup polusi udara dapat menyebabkan COPD, seperti yang ditunjukkan oleh sebuah studi yang didanai oleh NIEHS yang menemukan bahwa partikel asap diesel menurunkan aktivitas gen yang terlibat dalam respons stres di paru-paru.

NIEHS yang menemukan bahwa partikel asap diesel menurunkan aktivitas gen yang terlibat dalam respons stres di paru-paru.

Peneliti NIEHS juga telah mengidentifikasi asam kolesterol sebagai biomarker baru untuk sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS), kondisi pernapasan yang mengancam jiwa yang ditandai oleh kerusakan jaringan dan penumpukan cairan di paru-paru. Dua studi berskala besar yang didanai oleh NIEHS menunjukkan adanya hubungan antara penurunan tingkat polusi udara dan peningkatan fungsi paru-paru bersamaan dengan penurunan gejala asma.

Studi-studi berskala besar yang didanai oleh NIEHS meliputi E-Cigs and Smoking, Gulf Long-term Follow Up Study (GuLF), dan Natural History of Asthma with Longitudinal Environmental Sampling (NHALES).

Studi-studi ini bertujuan untuk memahami bagaimana bakteri dan faktor-faktor lain di lingkungan memengaruhi orang-orang dengan asma sedang hingga parah dan mengembangkan pengobatan yang efektif untuk kondisi-kondisi tersebut.

Penjelasan yang diberikan di atas membantu kita untuk lebih memahami pentingnya kesehatan paru-paru dan upaya-upaya yang dilakukan untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit paru-paru yang ada.

“Menjaga kesehatan paru-paru bukan hanya penting untuk nafas lega, tapi juga untuk kesehatan keseluruhan. Paru-paru yang sehat ibarat mesin mobil yang terawat, membuat kita bisa beraktivitas optimal dan menikmati hidup lebih berkualitas. Jadi, yuk mulai hidup sehat dari sekarang demi paru-paru sehat dan masa depan yang lebih cerah!”

Penutup: Cintai Paru-Paru, Cintai Hidup Sehat!

Paru-paru adalah anugerah yang tak ternilai. Mari kita jaga mereka dengan baik, agar senantiasa bisa bernafas lega, hidup sehat, dan meraih impian setinggi langit. Ingat, kesehatan adalah harta yang tak tergantikan, rawatlah ia dengan sepenuh hati. Yuk mulai langkah kecil hari ini untuk hidup lebih sehat dan cintai paru-paru kita!

Related Posts