Gangguan Kecemasan? Pernah nggak sih kamu merasa deg-degan atau khawatir? Wajar banget kok! Semua orang pasti pernah ngalamin perasaan cemas atau sedih.
Nah, gimana kalau perasaan cemas dan sedih itu muncul terus-menerus dan sampai mengganggu kehidupan sehari-hari? Ini bisa jadi tanda gangguan kecemasan atau depresi pada anak, lho!
Gangguan Kecemasan: Lebih dari Sekedar Rasa Takut
Bayangkan kalau kamu lagi persiapan ujian penting. Pasti kamu deg-degan dan khawatir, kan? Itu wajar! Tapi, kalau rasa cemas itu muncul terus-menerus, misalnya takut berlebihan saat jauh dari orang tua, atau takut berhadapan dengan keramaian, itu bisa jadi tanda gangguan kecemasan.
Ada beberapa jenis gangguan kecemasan pada anak, misalnya:
- Cemas Berpisah dari Orang Tua: Ini dialami anak kecil yang merasa cemas dan takut berlebihan saat berpisah dengan orang tua mereka.
- Fobia: Anak dengan fobia memiliki rasa takut yang ekstrem terhadap sesuatu, misalnya takut gelap, takut jarum suntik, atau takut binatang.
- Cemas di Tempat Umum: Anak dengan gangguan ini merasa cemas dan takut berlebihan saat berada di tempat umum yang ramai, seperti sekolah atau pasar.
- Cemas Berlebihan: Anak yang gampang khawatir dan selalu berpikir hal-hal buruk bisa jadi mengalami gangguan kecemasan umum.
- Serangan Panik: Pernah nggak sih kamu tiba-tiba merasa jantung berdebar kencang, sesak napas, dan pusing? Ini bisa jadi gejala serangan panik yang biasanya muncul secara tiba-tiba dan membuat anak merasa sangat takut.
Gejala kecemasan pada anak nggak cuma perasaan takut dan khawatir aja. Anak yang cemas juga bisa jadi mudah marah, susah tidur, dan sering mengeluh sakit kepala atau sakit perut. Parahnya lagi, ada anak yang mungkin menyembunyikan perasaan cemas mereka.
Depresi: Bukan Sekedar Sedih Biasa
Sedih atau merasa down itu wajar dialami anak-anak. Tapi, kalau perasaan sedih itu muncul terus-menerus selama berminggu-minggu, dan membuat anak kehilangan minat pada hal-hal yang mereka sukai, itu bisa jadi tanda depresi.
Anak yang mengalami depresi mungkin akan menunjukkan perubahan perilaku seperti:
- Sering terlihat murung dan mudah menangis
- Kehilangan minat pada hobi atau aktivitas yang dulu mereka sukai
- Perubahan nafsu makan dan pola tidur (bisa jadi makan lebih banyak atau lebih sedikit, serta susah tidur atau tidur terlalu lama)
- Merasa lelah terus-menerus
- Sulit konsentrasi dan malas belajar
- Merasa tidak berharga atau bersalah terus-menerus
- Muncul keinginan untuk bunuh diri
Perlu diingat, depresi pada anak bisa disembunyikan. Ada anak yang terlihat tidak sedih, tapi mereka mungkin berperilaku tidak pantas atau terlihat tidak semangat melakukan apapun.
Mencari Bantuan: Langkah Penting!
Gangguan kecemasan dan depresi bisa dicegah dan diobati. Kalau kamu melihat tanda-tanda di atas pada anak, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional dari dokter, psikolog, atau psikiater.
Menurut Dr. Sheila, seorang ahli kesehatan mental, “Selain menjaga kesehatan fisik dengan pola hidup sehat seperti cukup tidur, makan makanan bergizi, dan olahraga teratur, penting juga untuk mengenali dan mengelola stress dengan baik.”
Yuk Cegah Gangguan Kecemasan dan Depresi Sejak Dini!
Orang tua dan orang terdekat bisa berperan penting dalam menjaga kesehatan mental anak. Dengan menciptakan suasana yang aman dan penuh kasih sayang, serta terbuka untuk komunikasi, orang tua bisa membantu anak mengatasi perasaan cemas dan sedih. Selain itu, biasakan anak untuk berbagi cerita tentang perasaan mereka dan bekali mereka dengan kemampuan untuk mengatasi stress dengan cara yang sehat.
Jaga Kesehatan Mental dan Fisik untuk Hidup Sehat!
Gangguan kecemasan dan depresi pada anak bukanlah aib. Dengan mengenali gejalanya sejak dini dan mencari bantuan yang tepat, anak bisa sembuh dan kembali beraktivitas seperti sedia kala. Yuk, Sobat Sehat, kita dukung kesehatan mental anak-anak kita agar mereka bisa tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang sehat dan bahagia!
He who has health, has hope; and he who has hope, has everything.” – Arabian Proverb.