Waspada Gagal Jantung Diastolik

Salam Sobat Sehat! Jantung kita ibarat pompa air, mengalirkan darah kehidupan ke seluruh tubuh. Waspada Gagal Jantung Diastolik: Ketika Jantung “Kaku” dan Tak Bisa Menampung Darah Tapi, kalau pompa ini kaku dan nggak bisa nampung air dengan maksimal, akibatnya bisa serius! Ini dia tentang gagal jantung diastolik, salah satu jenis gagal jantung yang perlu diwaspadai.

Kita bisa membandingkan jantung dengan pompa yang bekerja tanpa henti untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh kita. Namun, terkadang pompa ini bisa mengalami kerusakan, salah satunya adalah gagal jantung. Gagal jantung adalah kondisi serius di mana jantung tidak dapat memompa darah secara efisien, yang dapat mengakibatkan penumpukan cairan di dalam tubuh. Salah satu jenis gagal jantung yang sering terjadi adalah gagal jantung diastolik.

Bayangkan jantung sebagai ruang elastis yang diisi darah saat istirahat.

Nah, pada gagal jantung diastolik, ruang ini jadi kaku dan kehilangan elastisitasnya. Akibatnya, darah nggak bisa masuk sebanyak seharusnya, dan suplai darah ke tubuh pun berkurang. Ini seperti pompa air yang kaku dan nggak bisa nampung air dengan maksimal, meski mesinnya masih kuat memompa.

Gagal jantung diastolik terjadi ketika ventrikel kiri jantung mengalami pengerasan dan kehilangan kemampuan untuk mengisi penuh dengan darah antara detak jantung, sehingga jumlah darah yang dipompa keluar menjadi lebih sedikit dari normal. Hal ini juga dikenal sebagai gagal jantung dengan fraksi ejeksi yang terjaga (HFpEF). Beda dengan itu, gagal jantung sistolik terjadi ketika ventrikel kiri kehilangan kemampuan untuk berkontraksi secara normal dan memompa darah lebih sedikit dari biasanya.

Gagal jantung adalah kondisi serius yang membutuhkan perhatian medis dan cukup umum terjadi, dengan perkiraan 6.5 juta orang dewasa di Amerika Serikat hidup dengan kondisi ini. Kondisi gagal jantung juga dapat tergantung pada jenisnya. Gagal jantung diastolik adalah jenis gagal jantung kiri yang terjadi ketika ventrikel kiri jantung tidak dapat cukup santai untuk mengisi dengan cukup darah, sehingga jumlah darah yang dipompa keluar menjadi lebih sedikit.

Meski awalnya tanpa gejala, kondisi ini bisa berujung pada:

  • Sesak napas: Terasa seperti kehabisan napas, terutama saat beraktivitas atau berbaring.
  • Kelelahan: Mudah lelah meski aktivitas biasa aja.
  • Bengkak: Biasanya terjadi di kaki dan pergelangan kaki akibat penumpukan cairan.
  • Batuk: Terutama di malam hari, karena cairan menumpuk di paru-paru.

Gagal jantung kongestif adalah istilah untuk setiap jenis gagal jantung dengan gejala kelebihan cairan. Ini memengaruhi kemampuan pemompaan otot jantung Anda dan bersifat kronis serta progresif. Ketika ventrikel jantung Anda tidak dapat memompa cukup darah ke tubuh Anda, darah dan cairan lainnya akhirnya bisa kembali ke paru-paru, perut, hati, dan bagian tubuh bagian bawah Anda.

Pada tahap awal, baik gagal jantung diastolik maupun kongestif mungkin tidak menimbulkan gejala yang terasa. Namun, seiring waktu, ketika jantung memompa darah lebih sedikit ke sel dan jaringan, Anda mungkin mengalami kelelahan, kesulitan berkonsentrasi atau mengingat, sesak napas, batuk, kelemahan yang terasa saat melakukan aktivitas sehari-hari, kesulitan berolahraga, retensi cairan, kedinginan pada lengan dan kaki, penurunan nafsu makan, mual, dan kenaikan atau penurunan berat badan yang tiba-tiba.

Jangan panik, Sobat Sehat! Deteksi dini dan pengobatan yang tepat bisa bantu mengontrol kondisi ini. Dokter biasanya akan melakukan:

  • Pemeriksaan fisik: Mengecek tekanan darah, detak jantung, dan ada nggaknya bengkak.
  • EKG dan USG jantung: Melihat aktivitas listrik dan struktur jantung.
  • Tes darah: Mengecek fungsi ginjal dan tiroid.

Obat-obatan, perubahan gaya hidup, bahkan operasi bisa jadi pilihan pengobatan, tergantung tingkat keparahannya. Nah, kabar baiknya, gaya hidup sehat berperan penting dalam mencegah dan mengontrol gagal jantung diastolik! Yuk, mulai terapkan:

  • Berat badan ideal: Jaga berat badan biar nggak membebani jantung.
  • Olahraga teratur: Minimal 30 menit per hari, sesuaikan kemampuan.
  • Kurangi garam: Natrium bisa bikin cairan menumpuk di tubuh.
  • Kelola stres: Stres bisa memperburuk kondisi jantung.
  • Hindari rokok dan alkohol: Ini musuh bebuyutan jantung!
  • Kontrol rutin ke dokter: Deteksi dini adalah kunci!

Pengobatan untuk kedua jenis gagal jantung diastolik dan kongestif bertujuan untuk membantu jantung berfungsi seefisien mungkin, mengelola gejala (seperti retensi cairan, kelelahan, sesak napas), dan mencegah komplikasi seperti aritmia dan serangan jantung.

Secara keseluruhan, sekitar 50% orang dengan gagal jantung dapat hidup lebih dari 5 tahun, dengan tingkat kelangsungan hidup rata-rata turun menjadi 35% setelah 10 tahun. Namun, keberhasilan mengobati gagal jantung diastolik dianggap sulit dibandingkan dengan jenis gagal jantung lainnya. Pemeriksaan rutin dengan dokter adalah kunci untuk mendeteksi kondisi terkait secara tepat waktu, tetapi jika Anda mengalami gejala yang mungkin terkait dengan jantung, jangan menunggu sampai janji temu berikutnya dan segera konsultasikan dengan dokter.

Related Posts