Stop bullying. Bullying pada masa kanak-kanak telah diklasifikasikan oleh WHO sebagai masalah kesehatan masyarakat yang serius dan selama beberapa dekade telah diketahui meningkatkan risiko kesehatan yang buruk, serta dampak sosial dan pendidikan pada masa kanak-kanak dan remaja. Dikarakterisasi oleh pengulangan pelanggaran dalam hubungan yang tidak seimbang kekuatan, bullying meliputi berbagai jenis, frekuensi, dan tingkat agresi, mulai dari ejekan dan ejekan hingga kekerasan fisik, verbal, dan sosial. Dinamika dalam hubungan semacam itu menjadi terkonsolidasi dengan episode bullying yang berulang dan berkelanjutan: para pelaku mendapatkan kekuatan bertambah sedangkan korban kehilangan kekuatan mereka sendiri dan menjadi semakin tidak mampu membela diri serta semakin rentan terhadap tekanan psikologis.
Dampak jangka panjang bullying pada masa kanak-kanak
Namun, baru dalam satu dekade terakhir telah dipublikasikan studi prospektif yang mengungkapkan dampak jangka panjang bullying pada masa kanak-kanak yang berlanjut hingga dewasa. Sekarang ada bukti substansial bahwa menjadi korban bullying saat masih anak-anak atau remaja memiliki hubungan sebab-akibat dengan perkembangan masalah kesehatan mental di luar tahun-tahun awal kehidupan, termasuk depresi, kecemasan, dan keinginan untuk bunuh diri. Oleh karena itu, penanggulangan masalah kesehatan masyarakat global tentang bullying pada masa kanak-kanak telah menerima perhatian internasional yang meningkat.
Peserta dalam bullying pada masa kanak-kanak
Peserta dalam bullying pada masa kanak-kanak mengambil salah satu dari tiga peran: korban, pelaku (atau pelaku) atau korban pelaku (yang merupakan pelaku dan korban bullying). Korban dan pelaku bullying bisa saja berasal dari grup teman sebaya yang sama (bullying sebaya) atau unit keluarga yang sama (bullying saudara), meskipun bullying sering terjadi di beberapa tempat secara bersamaan, seperti di sekolah (bullying sebaya) dan di rumah (bullying saudara), yang merupakan ekologi bullying yang meresap ke dalam kehidupan anak.
Dengan demikian, adalah penting bagi kita untuk selalu memperhatikan kesehatan mental dan emosional anak-anak kita serta membangun lingkungan yang aman dan mendukung bagi mereka. Komunikasi terbuka dengan anak-anak tentang masalah bullying, mendengarkan perasaan mereka dengan penuh perhatian, dan memberikan dukungan yang sesuai dapat membantu mereka menghadapi situasi bullying dan mengurangi dampak negatifnya.
Berikut adalah Tabel 1 mengenai Karakteristik Umum dari Jenis-Jenis Bullying pada Anak:
Jenis Bullying | Karakteristik Umum | Contoh |
---|---|---|
Bullying Tradisional | – Fisik langsung (agresi fisik terbuka atau serangan)
– Verbal langsung (serangan verbal yang sangat pribadi) – Tidak langsung dan emosional (perilaku yang merusak hubungan sebaya, harga diri, atau status sosial) |
– Dorong, pukul, dan tendang
– Mengolok-olok, menggoda, atau perilaku mengancam yang ditujukan pada penampilan, kemampuan, keluarga, budaya, ras, atau agama korban – Menulis catatan jahat, grafiti ofensif, merusak atau merusak properti pribadi, pengecualian, pengecualian dan penyesatan |
Bullying Seksual | Mengganggu seksual orang lain (juga bisa disebut sebagai ‘pelecehan seksual’) | Sentuhan tidak pantas dan tidak diinginkan, menggunakan bahasa yang terkait dengan seksual, dan menekan orang lain untuk bertindak secara tidak bermoral |
Cyberbullying | Perilaku agresif atau manipulasi emosional yang disampaikan melalui teknologi digital, khususnya ponsel, internet, dan media sosial | Menyebar cerita palsu tentang seorang korban secara online, memposting media digital yang menampilkan seorang korban secara online tanpa izin, mengecualikan seorang korban dari partisipasi dalam ruang online |
Bullying adalah masalah serius yang dapat memengaruhi kesehatan mental anak-anak dan remaja. Mari kita bersama-sama memerangi bullying dan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua anak.
Dua survei internasional besar yang secara teratur dilakukan oleh WHO — Global School-based Student Health Survey (GSHS) dan studi Health Behaviour in School-aged Children (HBSC) — menyediakan data dari 144 negara dan wilayah di seluruh dunia. Data ini mengidentifikasi faktor-faktor spesifik yang sangat memengaruhi jenis, frekuensi, dan tingkat keparahan bullying yang dialami oleh anak-anak dan remaja secara global. Faktor-faktor ini, yang secara singkat dijelaskan dalam tabel 2, menunjukkan bahwa anak-anak yang dianggap ‘berbeda’ dalam segala hal memiliki risiko yang lebih besar menjadi korban bullying.
Berikut adalah ringkasan faktor-faktor yang memengaruhi bullying pada anak dan remaja:
Faktor Pengaruh | Deskripsi |
---|---|
Perbedaan jenis kelamin | Secara global, perempuan dan laki-laki memiliki kemungkinan yang sama untuk mengalami bullying. |
Laki-laki lebih mungkin mengalami bullying fisik langsung; perempuan lebih mungkin mengalami bullying verbal langsung dan tidak langsung. | |
Laki-laki lebih cenderung menjadi pelaku bullying fisik langsung, sementara perempuan lebih cenderung menjadi pelaku bullying tidak langsung dan emosional. | |
Perempuan lebih mungkin daripada laki-laki mengalami bullying berdasarkan penampilan fisik. | |
Secara global, tidak ada perbedaan besar dalam sejauh mana perempuan dan laki-laki mengalami bullying seksual, tetapi ada perbedaan regional. | |
Perempuan lebih mungkin daripada laki-laki menjadi korban cyberbullying melalui pesan digital, tetapi perbedaannya lebih sedikit dalam prevalensi cyberbullying melalui gambar digital. | |
Perbedaan usia | Saat anak-anak bertambah tua, mereka lebih sedikit mengalami bullying oleh teman sebaya. |
Perbedaan usia kurang mencolok untuk pelaku bullying. | |
Anak-anak yang lebih tua mungkin lebih terpapar oleh cyberbullying. | |
Tidak sesuai dengan norma gender | Anak yang dianggap tidak sesuai dengan norma gender memiliki risiko lebih tinggi untuk di-bully. |
Penampilan fisik | Penampilan fisik adalah alasan paling umum untuk bullying. |
Ketidakpuasan terhadap tubuh dan kelebihan berat badan terkait dengan bullying. | |
Disabilitas fisik dan belajar | Disabilitas fisik dan belajar berhubungan dengan peningkatan risiko untuk di-bully. |
Ras, kewarganegaraan, atau warna kulit | Bullying berdasarkan ras, kewarganegaraan, atau warna kulit adalah alasan kedua yang paling umum untuk bullying yang dilaporkan oleh anak-anak. |
Agama | Dibandingkan dengan faktor lainnya, agama disebut oleh jauh lebih sedikit anak sebagai alasan untuk di-bully. |
Status sosial ekonomi | Ketidakuntungan sosial ekonomi berhubungan dengan peningkatan risiko untuk di-bully. |
Hubungan yang serupa terlihat antara status sosial yang dirasakan dan cyberbullying. | |
Status migrasi | Anak imigran lebih mungkin di-bully daripada teman sebaya yang lahir di tempat tersebut. |
Lingkungan sekolah | Lingkungan sekolah yang positif mengurangi bullying. |
Pencapaian pendidikan | Secara keseluruhan, pencapaian pendidikan adalah faktor pelindung terhadap bullying. |
Dukungan teman sebaya dan keluarga | Dukungan dan komunikasi keluarga dapat menjadi faktor pelindung penting. |
He who has health, has hope; and he who has hope, has everything.” – Arabian Proverb.