Pernahkah kamu mendengar istilah “perundungan” atau “bullying”? Bullying sering terjadi di sekolah, tempat kerja, bahkan di dalam lingkungan sosial lainnya. Parahnya lagi, terkadang bullying dianggap sebagai hal yang biasa atau bahkan dianggap sebagai pengalaman yang harus dilewati dalam hidup.
Bullying telah menjadi bagian dari sekolah, tempat kerja, dan banyak bidang sosial lainnya selama bertahun-tahun — bahkan begitu seringnya sehingga Anda mungkin menganggapnya sebagai sesuatu yang normal, diharapkan, atau bahkan sebagai bagian dari proses tertentu dalam konteks tertentu.
Namun, para profesional kesehatan ingin mengubah paradigma tersebut. Mereka mengatakan bahwa perilaku semacam itu tidak boleh dianggap enteng atau dibiarkan terus berlanjut.
Padahal, para ahli kesehatan menegaskan bahwa bullying perlu dihentikan.
“Menanggapi perundungan dengan acuh tak acuh atau menganggapnya sebagai bagian tak terhindarkan dari kehidupan bukanlah tindakan yang tepat bagi pengurus sekolah, pelatih, atau pemimpin lainnya,” kata Niloufar Esmaeilpour, seorang konselor klinis yang memiliki spesialisasi dalam trauma dan hubungan.
Pendekatan seperti itu dapat memperpetuasi budaya diam dan penerimaan seputar perilaku bullying, yang berpotensi memperburuk masalah dan menyebabkan dampak negatif jangka panjang bagi mereka yang terlibat, jelasnya.
Sikap seperti ini justru dapat membuat budaya diam dan penerimaan terhadap perundungan semakin parah. Akibatnya, masalah ini bisa semakin besar dan menimbulkan dampak negatif jangka panjang bagi para pihak yang terlibat.
Data menunjukkan bahwa bullying merajalela di kalangan anak-anak dan orang dewasa, dan memiliki konsekuensi yang signifikan bagi keduanya. Penelitian yang diterbitkan pada tahun 2021, misalnya, memperkirakan bahwa 1 dari 3 anak di seluruh dunia pernah mengalami bullying dalam 30 hari sebelumnya. Laporan yang sama menyatakan bahwa anak-anak yang diperlakukan semena-mena dua kali lebih mungkin untuk tidak masuk sekolah dan lebih mungkin untuk tidak melanjutkan ke perguruan tinggi dibandingkan dengan teman-teman mereka, serta bahwa menjadi korban bullying terkait dengan harga diri rendah, depresi, dan melukai diri sendiri pada anak-anak.
Laporan yang sama juga menyebutkan bahwa anak-anak yang dirundung memiliki peluang dua kali lebih besar untuk membolos sekolah dan lebih enggan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Selain itu, perundungan juga dikaitkan dengan rendahnya harga diri, depresi, dan perilaku mencederai diri pada anak-anak.
Penelitian tentang perundungan pada orang dewasa biasanya lebih banyak difokuskan pada situasi di tempat kerja. Dalam sebuah studi tentang perundungan di tempat kerja, dilaporkan bahwa 14 hingga 37 persen pekerja Amerika mengalami perundungan di kantor. Parahnya lagi, perundungan semakin banyak terjadi secara online. Akibat yang ditimbulkan dari perundungan di usia dewasa sering kali sama dengan perundungan di masa kanak-kanak, yaitu peningkatan risiko depresi, kecemasan sosial, dan rendahnya harga diri.
Jadi, bagaimana cara menghentikan perundungan?
Para ahli kesehatan menyarankan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi perundungan, antara lain:
- lawan budaya diam. Jika kamu atau orang lain mengalami perundungan, jangan diam saja. Laporkan peristiwa tersebut kepada guru, orang tua, atau pihak berwenang lainnya.
- Bantu orang lain yang menjadi korban perundungan. Tunjukkan bahwa mereka tidak sendirian dan ada orang yang peduli pada mereka.
- Ciptakan lingkungan yang aman dan supportif. Mari bersama-sama membangun lingkungan di mana semua orang merasa dihargai dan dilindungi.
Intinya, perundungan bisa dicegah dan dihentikan. Dengan berani melawan perundungan dan saling mendukung, kita bisa menciptakan lingkungan sekolah dan tempat kerja yang lebih baik dan bebas dari perundungan.
Bullying adalah perilaku yang berkelanjutan dan disengaja dalam penyalahgunaan kekuatan dalam hubungan. Ini bermanifestasi melalui perilaku verbal, fisik, dan sosial yang berulang dan bertujuan untuk menyebabkan kerusakan fisik, sosial, atau psikologis.
Jadi, sebagai teman dan anggota masyarakat, mari kita berkomitmen untuk tidak membiarkan bullying terus berlanjut. Kita semua memiliki peran untuk memastikan bahwa lingkungan di sekitar kita aman dan inklusif bagi semua orang. Jangan ragu untuk melangkah maju dan melaporkan tindakan bullying yang terjadi di sekitar Anda, karena itu adalah langkah pertama yang penting dalam mengakhiri siklus kekerasan.