Perilaku bullying di tempat kerja kesehatan

Salam Sobat Sehat! Tidak hanya di sekolah, Perilaku bullying di tempat kerja juga ada lho! Pernah nggak sih kamu merasa direndahin atau dikasarin di tempat kerja? Nah, kalau kamu pernah mengalaminya, itu bisa jadi pertanda kamu sedang dibully. Eits, tapi bullying nggak cuma terjadi di sekolah aja ya, di lingkungan kerja pun bisa terjadi. Dan tahukah kamu, perilaku bullying di tempat kerja kesehatan ternyata bisa berdampak buruk buat pasien lho! Yuk, kita simak ulasannya lebih lanjut.

Percaya atau nggak, perlakuan nggak menyenangkan yang sering dialami perawat dan dokter bisa berdampak ke kesehatan pasien. Ibaratnya gini, kalau kita lagi masak air buat bikin sup, terus kompornya malah nggak mau nyala. Pasti masakannya jadi nggak bisa matang dan nggak bisa kita nikmati, kan? Nah, bullying di tempat kerja kesehatan itu mirip kayak kompor yang nggak mau nyala. Bullying bikin suasana kerja jadi nggak nyaman, stress, dan ujung-ujungnya bisa menurunkan kualitas pelayanan kesehatan buat pasien.

Gimana bisa? Soalnya, perawat dan dokter yang sürekli dibully jadi stress dan pikirannya terganggu. Akibatnya, mereka bisa kurang fokus saat menangani pasien. Kesalahan kecil akibat kurang fokus ini bisa berdampak fatal buat pasien. Selain itu, perawat dan dokter yang stress akibat bullying juga lebih rentan mengalami kelelahan dan bisa berujung ke penurunan daya tahan tubuh. Ini bisa membuat mereka lebih mudah jatuh sakit, yang ujung-ujungnya malah mengganggu pelayanan kesehatan.

Tapi, apa sih sebenarnya bullying di tempat kerja kesehatan itu?

Bullying di tempat kerja kesehatan bisa berbentuk verbal maupun non-verbal. Contoh verbal misalnya perawat senior yang suka mengejek atau membentak perawat junior. Kalau yang non-verbal, misalnya dengan sengaja kasih tugas yang berat dan nggak masuk akal ke perawat junior. Perilaku-perilaku ini lama-lama bisa bikin perawat junior jadi tertekan dan stress.

Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk mencegah bullying di tempat kerja kesehatan?

Pertama, tentu saja perlu adanya kesadaran dari semua pihak, mulai dari perawat, dokter, sampai ke pengelola rumah sakit. Rumah sakit harus punya peraturan yang jelas tentang perilaku yang bisa dianggap bullying dan bagaimana cara melaporkannya. Selain itu, perlu juga diadakan program pelatihan tentang komunikasi yang efektif dan cara mengelola stress di tempat kerja.

Bentuk-bentuk Bullying di Tempat Kerja

Bullying di tempat kerja, juga dikenal sebagai lateral atau horizontal violence, adalah perlakuan kasar yang berulang dan merugikan kesehatan satu atau lebih orang (target) oleh satu atau lebih pelaku. Bentuk-bentuk bullying ini mencakup:

  1. Penyalahgunaan verbal
  2. Perilaku mengancam, mengintimidasi, atau mempermalukan
  3. Gangguan kerja – sabotase – yang mencegah pekerjaan diselesaikan

Kategori-Kategori Kekerasan di Tempat Kerja

Ada lima kategori kekerasan di tempat kerja, antara lain ancaman terhadap status profesional, ancaman terhadap posisi pribadi, isolasi, overwork, dan destabilisasi.

Dampak dan Konsekuensi Bullying

Bullying di tempat kerja memiliki dampak serius, mulai dari menurunkan semangat kerja, produktivitas yang rendah, hingga peningkatan tingkat absensi. Ini juga dapat menyebabkan pergantian karyawan yang cepat dan meningkat, yang pada gilirannya mengorbankan keselamatan pasien.

Strategi Mencegah Bullying

Langkah-langkah pencegahan bullying meliputi pendidikan tentang perilaku yang sesuai, pembentukan budaya anti-bullying, program pelatihan, keterlibatan orang tua dan komunitas, serta penegakan aturan dan sanksi yang konsisten.

Peran Para Pemimpin dalam Memerangi Bullying

Pemimpin memiliki peran kunci dalam memerangi perilaku bullying, termasuk menetapkan sistem dan budaya keselamatan yang tidak mentolerir perilaku bullying, serta mendukung para korban dan menegur para pelaku.

Tindakan Keselamatan yang Perlu Dipertimbangkan

Ada beberapa tindakan keselamatan yang harus dipertimbangkan untuk memperbaiki budaya keselamatan, termasuk edukasi semua anggota tim tentang perilaku profesional yang sesuai dengan kode etik organisasi, dan mengembangkan kebijakan dan prosedur yang mengatasi bullying di tempat kerja.

Kesimpulan dan Saran

Bullying di tempat kerja memiliki dampak serius pada kesehatan mental dan keselamatan pasien. Penting untuk membangun lingkungan kerja yang hormat dan inklusif untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang aman dan berkualitas. Semua orang, terutama para pemimpin, memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa perilaku yang tidak bersahabat tidak ditoleransi dalam upaya meningkatkan kualitas dan keselamatan perawatan kesehatan.

Sobat Sehat, jangan lupakan pentingnya menjaga kesehatan mental dan fisik kita. Dengan hidup sehat, kita dapat mencegah berbagai masalah kesehatan, termasuk dampak negatif dari bullying di tempat kerja. Mulailah dengan menjaga pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan menjaga hubungan yang positif dengan rekan kerja dan sesama. Dengan begitu, kita dapat menjaga kesehatan kita dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis dan produktif.

Related Posts