Migrain dengan Aura vs Tanpa Aura: Apa Bedanya dan Mana yang Lebih Berbahaya?

Info Kesehatan Terbaru– Migrain adalah jenis sakit kepala yang sangat menganggu dan bisa mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Ada dua jenis migrain yang paling umum dikenal yaitu migrain aura dan migrain tanpa aura. Meskipun keduanya memiliki gejala utama berupa sakit kepala yang hebat, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal gejala, penyebab, dan tingkat keparahan.

Halo sobat medi, saya Cherly Rahma Atillah, selaku akupunktur terapis di Rumah Terapi Medical Hacking. Pada artikel ini kita akan membahas perbedaan dari kedua migrain ini dan mana yang kebih berbahaya.

Apa Itu Migrain dengan Aura?

Migrain dengan aura adalah jenis migrain yang disertai dengan serangkaian gejala neurologis sebelum atau selama sakit kepala itu sendiri. “Aura” adalah istilah yang menggambarkan gangguan penglihatan atau sensasi fisik yang terjadi beberapa menit hingga satu jam sebelum migrain dimulai. Gejala aura ini bisa sangat beragam, seperti:

  • Gangguan Penglihatan: Hal ini bisa berupa kilatan cahaya, penglihatan kabur, atau bahkan kehilangan penglihatan sebagian atau total di area tertentu.
  • Sensasi Tingling atau Kesemutan: Banyak orang dengan migrain dengan aura merasakan sensasi seperti kesemutan di tangan, wajah, atau kaki.
  • Gangguan Bahasa atau Bicara: Beberapa orang mungkin merasa kesulitan untuk berbicara atau menemukan kata-kata yang tepat saat aura muncul.

Setelah aura, rasa sakit kepala yang parah biasanya dimulai. Biasanya, migrain dengan aura hanya terjadi pada satu sisi kepala dan bisa berlangsung antara 4 hingga 72 jam.

Apa Itu Migrain Tanpa Aura?

Migrain tanpa aura, seperti namanya, tidak disertai dengan gejala aura sebelum sakit kepala dimulai. Migrain jenis ini lebih sering terjadi dan tidak memiliki gejala tambahan yang lebih jelas, seperti gangguan penglihatan atau sensasi kesemutan. Meskipun begitu, migrain tanpa aura dapat menyebabkan rasa sakit kepala yang parah dan gejala lainnya, seperti:

  • Mual dan Muntah: Banyak orang yang mengalami migrain tanpa aura juga merasa mual atau bahkan muntah selama serangan.
  • Sensitivitas terhadap Cahaya dan Suara: Penderita migrain tanpa aura sering merasa sangat sensitif terhadap cahaya terang (fotofobia) dan suara keras (fonofobia).
  • Sakit Kepala Berdenyut: Rasa sakit kepala pada migrain tanpa aura sering kali terasa berdenyut dan bisa berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari.

Migrain tanpa aura biasanya terjadi lebih sering dibandingkan migrain dengan aura dan memiliki pola serangan yang lebih seragam pada banyak penderitanya.

Perbedaan Utama: Migrain dengan Aura vs Tanpa Aura

Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara migrain dengan aura dan migrain tanpa aura:

Aspek Migrain dengan Aura Migrain Tanpa Aura
Gejala Aura Ada gejala aura seperti gangguan penglihatan atau sensasi kesemutan sebelum sakit kepala dimulai Tidak ada gejala aura; sakit kepala langsung dimulai
Lokasi Rasa Sakit Biasanya di satu sisi kepala Bisa terjadi di satu sisi atau menyebar ke seluruh kepala
Durasi Aura biasanya berlangsung 5-60 menit, diikuti oleh sakit kepala yang bisa berlangsung beberapa jam Sakit kepala bisa berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari
Penyebab Terkait dengan perubahan aktivitas listrik di otak, sering kali disertai dengan pemicu tertentu (stres, perubahan hormon) Terkait dengan faktor yang lebih umum seperti ketegangan, gangguan tidur, atau makanan tertentu

Mana yang Lebih Berbahaya?

Secara umum, migrain dengan aura dianggap lebih berisiko atau “berbahaya” dibandingkan dengan migrain tanpa aura, namun ini tidak berarti bahwa migrain tanpa aura tidak memerlukan perhatian. Berikut adalah beberapa alasan mengapa migrain dengan aura sering dianggap lebih berisiko:

  1. Risiko Stroke
    Migrain dengan aura, terutama pada wanita muda yang merokok atau mengonsumsi pil KB, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke. Aura migrain diyakini berhubungan dengan perubahan aliran darah di otak yang dapat memengaruhi pembuluh darah dan meningkatkan kemungkinan terjadinya stroke, meskipun ini jarang terjadi.
  2. Gejala yang Lebih Mencolok
    Gejala aura yang bisa mengganggu penglihatan atau keseimbangan dapat membuat penderitanya sangat rentan terhadap kecelakaan atau cedera. Gangguan penglihatan sementara yang terjadi pada migrain dengan aura dapat sangat membatasi kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas normal.
  3. Pengaruh terhadap Kualitas Hidup
    Migrain dengan aura sering kali mempengaruhi penderitanya lebih parah daripada migrain tanpa aura, terutama karena gejala aura yang menambah kecemasan atau ketidaknyamanan sebelum sakit kepala dimulai. Penderita sering kali harus beristirahat total di ruangan yang gelap, yang mengurangi produktivitas dan aktivitas sehari-hari.

Namun, migrain tanpa aura bukan berarti tanpa bahaya. Jika tidak diobati atau sering terjadi, migrain tanpa aura dapat menyebabkan gangguan tidur, stres kronis, dan penurunan kualitas hidup. Selain itu, migrain yang sering bisa memicu masalah emosional seperti kecemasan atau depresi.

Penanganan Migrain dengan Aura dan Tanpa Aura

Baik migrain dengan aura maupun tanpa aura memerlukan pengobatan untuk meredakan gejala dan mengurangi frekuensi serangan. Berikut adalah beberapa cara untuk menangani migrain:

  1. Obat-obatan
    Pengobatan migrain biasanya melibatkan penggunaan obat pereda rasa sakit, seperti NSAID (misalnya ibuprofen), triptan, atau obat penghilang mual. Untuk migrain dengan aura, penggunaan obat-obatan yang mengatasi gejala aura atau mengatur aliran darah di otak juga bisa menjadi pilihan.
  2. Menghindari Pemicu
    Mengidentifikasi dan menghindari pemicu migrain, seperti makanan tertentu, stres, atau gangguan tidur, sangat penting untuk mengurangi frekuensi serangan. Menerapkan gaya hidup sehat, tidur yang cukup, dan manajemen stres dapat membantu mencegah serangan migrain.
  3. Terapi Alternatif
    Akupunktur, terapi fisik, atau perubahan diet bisa membantu mengurangi intensitas dan frekuensi migrain pada beberapa penderita.
  4. Perubahan Gaya Hidup
    Olahraga teratur, hidrasi yang cukup, dan makan makanan yang sehat serta teratur dapat berkontribusi pada pengurangan migrain.

Kesimpulan

Migrain dengan aura dan migrain tanpa aura keduanya dapat sangat mengganggu kehidupan seseorang, namun migrain dengan aura lebih sering dianggap berisiko tinggi karena kaitannya dengan stroke dan gejala yang lebih mencolok. Meskipun begitu, kedua jenis migrain memerlukan perhatian medis untuk mengurangi gejala dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Baca juga Migrain Vestibular dan Hubungannya dengan Penyakit Vertigo

Video ungkap deteksi dini gejala kanker otak

Pengobatan dengan metode terapi merupakan bentuk perawatan yang paling aman, nyaman dan tepat untuk kondisi gangguan kesehatan semacam ini.

Selain menggunakan metode terapi, mengkonsumsi Nutrisi Syaraf juga sangat baik untuk menunjang perawatan.

Jika Anda membutuhkan pengobatan terapi untuk gangguan kesehatan Anda, silahkan menghubungi tenaga kesehatan kami melalui Klik Call Center Online Rumah Sehat Medical Hacking.

 

Bergabunglah dengan 10897+ pasien Indonesia yang telah merasakan manfaat serta kesembuhan dari layanan kami.

Segera konsultasikan keluhan Anda, untuk mendapatkan screening dari ahli terapis profesional Rumah Sehat Medical Hacking.

Related Posts