Sobat sehat,
Pernahkah Anda mengalami sakit kepala sebelah yang begitu kuat hingga mengganggu aktivitas? Migrain bisa jadi penyebabnya. Namun, tahukah Anda terkadang gejala migrain mirip dengan stroke? Artikel ini akan membahas persamaan dan perbedaan migrain dan stroke, serta tips untuk membedakan keduanya.
Migrain dan Stroke: Gejala yang Mirip
Migrain dan stroke adalah kondisi neurologis yang dapat menyebabkan gejala serupa, seperti sakit kepala yang menyakitkan, mati rasa dan kelemahan pada satu sisi tubuh, bicara pelo, kebingungan, penurunan atau penglihatan ganda, pusing, dan kehilangan keseimbangan serta koordinasi. Menurut American Migraine Foundation, serangan migrain terkadang juga bisa menimbulkan gejala mati rasa, lemas, kesulitan bicara, perubahan visual, atau pusing.
Kesamaan gejala terkadang membuat migrain sulit dibedakan dengan stroke. Bahkan, seseorang bisa saja mengalami keduanya secara bersamaan. Untuk menentukan apakah itu migrain atau stroke, penting untuk memperhatikan gejala yang bisa berasal dari salah satu kondisi tersebut.
Mengenal Migrain
Migrain ditandai dengan episode berulang berupa serangan gejala, biasanya termasuk sakit kepala disertai mual, muntah, dan sensitivitas terhadap cahaya, sentuhan, bau, atau suara. Rangkaian peristiwa di otak saat serangan migrain terjadi masih kompleks dan belum sepenuhnya dipahami. Salah satu teori menyebutkan bahwa serangan migrain melibatkan jaringan saraf di otak yang terlalu aktif dan melepaskan neuropeptida. Neuropeptida inilah yang menyebabkan pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, sehingga menimbulkan gejala yang berhubungan dengan migrain.
Mengenal Stroke
Stroke adalah episode berkurangnya aliran darah di bagian otak, bisa disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah (stroke iskemik) atau pendarahan dari pembuluh darah (stroke hemoragik). Dalam kedua kasus tersebut, bagian otak yang biasanya dilayani oleh pembuluh darah tersebut kekurangan oksigen dan nutrisi, sehingga menyebabkan kerusakan atau kematian jaringan. Stroke juga bisa berakibat fatal, terutama jika mengenai bagian otak yang mengendalikan pernapasan dan organ vital lainnya seperti jantung.
Defisit Neurologis Fokal pada Migrain dan Stroke
Baik migrain maupun stroke dapat menyebabkan defisit neurologis fokal, yaitu gangguan fungsi di lokasi tertentu dalam tubuh. Gangguan ini dapat berupa kelemahan atau kehilangan kontrol otot, mati rasa dan kesemutan, serta masalah bicara, penglihatan, atau pendengaran yang disebabkan oleh masalah di otak atau sistem saraf.
Migrain dengan Aura: Sering disalah-artikan dengan Stroke
Migrain dengan aura adalah jenis migrain yang paling sering disalahartikan dengan stroke. Gejala aura berlangsung antara beberapa menit hingga satu jam. Sekitar 25% penderita migrain mengalami aura, yang dapat berupa efek visual, kehilangan penglihatan untuk waktu singkat, kesemutan dan mati rasa, mendengar suara, serta masalah bicara dan bahasa. Kondisi langka lainnya yang diturunkan secara genetik, yaitu migrain hemiplegik familial atau migrain hemiplegik sporadis, dapat menyebabkan gejala mirip stroke.
Penanganan Migrain vs Stroke: Kecepatan adalah Kuncinya
Jika Anda tidak yakin apakah itu migrain atau stroke, penting untuk segera mencari penanganan medis untuk stroke jika Anda mengalami gejala yang bisa menunjukkan stroke atau serangan migrain. Gejala migrain biasanya berupa sensasi positif, seperti perasaan kesemutan, menusuk, dan melihat bintik-bintik, sedangkan stroke dikaitkan dengan hilangnya sensasi, seperti mati rasa atau lemas, dan mengalami kehilangan penglihatan daripada melihat bintik-bintik.
Gejala migrain biasanya berkembang secara bertahap selama berjam-jam, sedangkan gejala stroke cenderung terjadi secara tiba-tiba. Stroke migrain, atau infark migrain, adalah kejadian yang tidak umum, hanya terhitung sekitar 0,2 hingga 0,5% dari semua stroke iskemik.
Mengurangi Risiko Stroke pada Penderita Migrain
Meskipun banyak teori yang diajukan tentang mengapa migrain dengan aura meningkatkan risiko stroke, pada akhirnya, para peneliti migrain belum mengetahui pasti mengapa hubungan ini terjadi. Untuk menurunkan risiko stroke, penderita migrain harus lebih berupaya dalam mengurangi faktor risiko stroke yang perlu diwaspadai semua orang. Faktor penyebab utama stroke adalah tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, merokok, obesitas, dan diabetes.
Tips Menjaga Kesehatan untuk Mencegah Stroke
Migrain dan stroke adalah dua kondisi neurologis yang dapat menyebabkan gejala yang mirip. Penting untuk dapat membedakan keduanya agar dapat ditangani dengan tepat. Jika Anda mengalami gejala yang bisa menunjukkan stroke atau serangan migrain, segera periksakan diri ke dokter.
Saran untuk Mencegah Stroke:
- Menjaga tekanan darah tetap normal.
- Menjaga kadar kolesterol tetap rendah.
- Berhenti merokok.
- Menjaga berat badan ideal.
- Mengontrol diabetes.
- Mengelola stres dengan baik.
- Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Menjaga kesehatan dengan menerapkan pola hidup sehat dan mengontrol kondisi medis yang Anda miliki adalah kunci utama untuk mencegah stroke. Jika Anda memiliki pertanyaan atau concerns, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Tetaplah sehat dan jaga diri!
Sobat Sehat,
Sebagai dokter, saya ingin menekankan pentingnya menjaga kesehatan jantung dan otak untuk mencegah stroke. Stroke dapat menyebabkan kecacatan permanen bahkan kematian. Dengan menerapkan pola hidup sehat dan mengontrol kondisi medis yang Anda miliki, Anda dapat significantly menurunkan risiko stroke. Ingatlah, kesehatan adalah harta yang paling berharga.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda. Salam sehat!
He who has health, has hope; and he who has hope, has everything.” – Arabian Proverb.