Tips Kesehatan Terbaru – Pernah mendengar seseorang berkata, “Dia tuh beda, tapi aku nggak bisa jelasin kenapanya”? Nah, bisa jadi yang dimaksud adalah seseorang yang berada dalam spektrum autisme. Tapi, ya begitulah autisme itu bukan hal yang bisa langsung kelihatan dari luar. Nggak sesederhana orang sakit demam yang wajahnya pucat dan matanya sayu. Autisme lebih mirip seperti lapisan-lapisan dalam yang kalau nggak didekati dengan hati-hati, mungkin nggak akan pernah kelihatan sepenuhnya.
Baca juga: Harapan dan Tantangan Masa Depan Pengobatan Autisme
Yang sering keliru, banyak orang pikir autisme itu cuma satu jenis. Padahal, kenyataannya jauh lebih luas. Bayangkan pelangi warnanya banyak, tapi semuanya tetap bagian dari pelangi itu sendiri. Autisme pun begitu. Satu spektrum besar dengan banyak ragam perilaku dan respons yang berbeda-beda.
Autisme Klasik: Dunia Mereka, Aturan Mereka
Jenis ini biasanya yang paling sering terdengar. Anak-anak yang mungkin nggak merespons saat dipanggil namanya, lebih suka menyendiri, atau terlihat sibuk dengan dunianya sendiri. Kadang mereka terlihat seperti menutup diri, tapi bukan berarti mereka nggak punya rasa. Mereka hanya merespons dunia dengan cara yang berbeda.
Bicara pun kadang jadi tantangan. Ada yang memang terlambat bicara, ada juga yang bisa bicara tapi dengan gaya yang agak “unik”. Tapi, jangan salah. Banyak dari mereka yang punya ketertarikan luar biasa pada satu bidang tertentu. Entah itu angka, suara mesin, atau bahkan pola-pola kecil yang tak disadari orang lain.
Sindrom Asperger: Pintar, Tapi Sering Disalahpahami
Kalau yang satu ini sering kali bikin orang bingung. Kenapa? Karena orang-orang dengan Asperger bisa tampak sangat cerdas, jago ngomong, dan punya pengetahuan luas dalam satu topik. Tapi ketika bicara soal membaca situasi sosial atau memahami ekspresi wajah, mereka bisa benar-benar bingung.
Misalnya, mereka mungkin akan bicara panjang lebar tentang planet, kereta api, atau sejarah Perang Dunia, tanpa sadar bahwa lawan bicaranya udah kehilangan fokus sejak menit keempat. Bukan karena mereka cuek mereka hanya begitu antusias. Tapi, di masyarakat yang terlalu menuntut “kepekaan sosial”, kadang mereka malah dianggap kasar atau terlalu serius.
PDD-NOS: Yang Nggak Jelas Tapi Nyata
Pernah lihat anak yang kadang bisa bersosialisasi dengan baik, tapi di lain waktu tiba-tiba menarik diri? Atau anak yang kemampuan bahasanya normal, tapi reaksinya sering sulit ditebak? Bisa jadi termasuk dalam kategori ini Pervasive Developmental Disorder Not Otherwise Specified. Namanya ribet, ya. Tapi intinya, ini adalah label untuk mereka yang gejalanya nggak cocok sepenuhnya ke kotak manapun, tapi tetap ada indikasi spektrum autisme.
Karena sifatnya yang ‘di tengah-tengah’, banyak anak dengan PDD-NOS yang terlambat terdiagnosis. Padahal, deteksi dini bisa sangat membantu mereka belajar menyesuaikan diri.
Childhood Disintegrative Disorder: Saat Dunia Tiba-Tiba Berubah
Ini termasuk yang paling mengiris hati. Bayangkan saja, seorang anak tumbuh dengan perkembangan normal berjalan, bicara, tertawa, bahkan memanggil ayah dan ibu. Lalu, perlahan semua itu menghilang. Seakan satu per satu jendela yang selama ini terbuka ke dunia, tiba-tiba ditutup.
Disintegrative Disorder seperti kehilangan diam-diam. Nggak semua orang paham betapa traumatisnya ini bagi keluarga. Kadang perubahan terjadi dalam hitungan minggu, bahkan hari. Anak yang dulunya suka bernyanyi bisa jadi mendadak tak mau bersuara. Dan di situlah, kekuatan hati orang tua benar-benar diuji.
Rett Syndrome: Dunia Kecil yang Penuh Perjuangan
Rett ini biasanya terjadi pada anak perempuan. Awalnya terlihat biasa saja. Tapi lama-lama, gerakan tangan mulai berubah, seperti memutar-mutar atau mengepal tanpa alasan. Kemampuan bicara pun menurun drastis. Yang menyedihkan, walau tubuh mereka terlihat ‘terkurung’, jiwa mereka tetap hidup. Ada banyak hal yang ingin disampaikan, tapi sayangnya tidak semua bisa keluar dalam bentuk kata-kata.
Rett bukan tipe autisme yang umum, tapi cukup berat. Dan di sinilah peran cinta, kesabaran, dan penerimaan benar-benar dibutuhkan.
Lebih dari Sekadar Label
Kadang-kadang, orang terlalu fokus pada istilah. Autisme, Asperger, spektrum, diagnosis semua terdengar seperti jargon medis yang bikin bingung. Padahal, yang lebih penting dari sekadar tahu namanya adalah bagaimana memperlakukan mereka yang mengalaminya.
Mereka yang berada dalam spektrum autisme bukanlah “orang sakit”. Mereka hanya menjalani hidup dengan pola pikir yang lain dari kebanyakan orang. Dan mungkin, justru di sanalah letak keistimewaannya.
Setiap anak, setiap orang, butuh ruang untuk jadi versi terbaik dari dirinya. Tapi sayangnya, dunia kadang terlalu terburu-buru untuk menilai. Terlalu cepat memberi cap. Terlalu malas untuk memahami.
Padahal, saat benar-benar diberi ruang dan waktu, orang-orang dengan autisme bisa menunjukkan hal-hal luar biasa. Ada yang jadi ilustrator hebat. Ada yang jago matematika sampai tingkat dewa. Bahkan, ada yang hanya ingin menunjukkan bahwa pelukan hangat dan kehadiran itu lebih berarti dari ribuan terapi sekalipun.
Jadi, Apa yang Bisa Dilakukan?
Memahami. Itu dulu. Hentikan dulu keinginan untuk ‘memperbaiki’. Ganti dengan keinginan untuk mendengarkan, menyesuaikan, dan menerima. Karena kenyataannya, tak ada satu pun di dunia ini yang benar-benar normal. Semua orang unik. Dan dalam keunikan itu, selalu ada ruang untuk tumbuh bersama.
Autisme bukan akhir dari segalanya. Justru, ini bisa jadi awal dari perjalanan yang berbeda—yang mungkin lebih menantang, iya. Tapi juga bisa penuh makna, kejutan, dan pelajaran hidup yang tak ternilai.
Terapi adalah metode perawatan yang paling efektif, aman, dan nyaman untuk mengatasi masalah kesehatan seperti ini. Jika Anda memerlukan terapi, silakan hubungi tenaga medis kami. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Rumah Sehat Medical Hacking.
Jangan lewatkan kesempatan bergabung dengan lebih dari 10.897 pasien di Indonesia yang telah merasakan manfaat dan kesembuhan dari layanan kami. Konsultasikan keluhan Anda segera dan dapatkan pemeriksaan dari terapis profesional kami.
