Apakah kamu pernah mendengar tentang bullying? Ya, bullying adalah perilaku agresif yang tidak diinginkan dari seseorang atau sekelompok orang terhadap korban yang menjadi targetnya dengan tujuan untuk menyakiti baik secara fisik maupun emosional. Perilaku ini seringkali berulang dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan, baik secara nyata maupun yang dirasakan.
Bullying bisa terjadi dalam berbagai bentuk
mulai dari verbal, fisik, relasional, hingga cyber. Bullying verbal melibatkan ejekan, panggilan nama, olok-olok, komentar seksual yang tidak pantas, atau ancaman. Sementara itu, bullying fisik dapat mencakup pemukulan, mendorong, tendangan, meludahi, atau mengambil atau merusak barang milik seseorang. Bullying relasional atau sosial adalah bentuk bullying yang dilakukan secara tersembunyi dan melibatkan merusak reputasi atau hubungan seseorang dengan sengaja mengeluarkan korban dari suatu kelompok, menyebarkan gosip, dan lain sebagainya.
- Bullying dapat dianalogikan dengan penyakit kanker yang menggerogoti kesehatan mental dan fisik korbannya.
- Penting untuk meningkatkan kesadaran tentang bullying dan menciptakan budaya anti-bullying di sekolah, di rumah, dan di komunitas.
- Orang tua dan guru harus berperan aktif dalam mencegah dan mengatasi bullying.
- Setiap orang dapat berperan dalam menciptakan dunia yang lebih aman dan ramah bagi semua orang.
Data dari UNESCO Institute of Statistics menunjukkan bahwa kasus bullying di antara anak muda bervariasi dari 7% di Tajikistan hingga 74% di Samoa. Hampir 20% anak di Amerika Serikat dan Britania Raya melaporkan pernah menjadi korban bullying dalam setahun terakhir. Tingkat korban bullying cenderung sama antara anak laki-laki dan perempuan dan biasanya menurun seiring waktu, dengan kasus bullying dua kali lebih umum terjadi di antara anak usia 9 hingga 13 tahun dibandingkan dengan usia 14 tahun ke atas.
Dari sudut pandang kesehatan
Bullying bisa diibaratkan seperti penyakit yang menyerang kesehatan mental dan emosional. Seperti halnya mengobati penyakit, mengatasi bullying membutuhkan peran aktif dari semua pihak, termasuk anak muda, orang tua, guru, dan tenaga medis. Penting untuk selalu mengidentifikasi dan mengatasi tanda-tanda bullying dengan segera serta menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi semua.
Kesimpulannya, menjaga kesehatan mental dan emosional sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Untuk itu, mari bersama-sama menciptakan lingkungan yang mendukung dan selalu waspada terhadap tanda-tanda bullying. Jangan ragu untuk mencari bantuan jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami bullying.
He who has health, has hope; and he who has hope, has everything.” – Arabian Proverb.