Gejala Autisme, mungkin sering terlintas di pikiran sebagai kondisi anak yang suka ngomong sendiri, suka ngelakuin gerakan berulang, atau punya keterlambatan bicara. Tapi tahukah kamu, Sobat Sehat, autisme punya ragam gejala lain yang mungkin belum banyak diketahui? Yuk, kita kenali lebih dalam!
Autisme adalah spektrum perilaku dan kondisi yang umumnya ditandai dengan kesulitan dalam keterampilan sosial, komunikasi, dan pola perilaku yang berulang. Banyak karakteristik autisme yang cukup dikenal, seperti melakukan gerakan berulang seperti menggelengkan tangan atau mengayunkan badan (stimming), memiliki perkembangan bicara yang tertunda, dan keterikatan pada objek tertentu. Namun, ada banyak karakteristik autisme yang kurang dikenal yang mungkin membuat Anda terkejut.
Bukan Cuma Stimming dan Bicara Terlambat:
Meski gerakan berulang (stimming) dan keterlambatan bicara umum dijumpai pada autisme, ternyata ada sisi lain yang jarang dibahas. Misalnya, tertawa atau cekikikan di situasi serius? Ini bisa jadi gejala autisme, lho! Hal ini bisa terjadi karena kesulitan komunikasi, sensitivitas sensorik, atau kesulitan berpikir tingkat tinggi. Ingat, Sobat Sehat, tiap individu dengan autisme unik, jadi memahami penyebab di balik tiap perilaku penting untuk membantu mereka.
Kurang Takut Bahaya? Bisa Jadi Gejala Autisme:
Pernah lihat anak autisme cuek bebek main di jalan raya? Ini bukan berarti mereka tak kenal bahaya, melainkan fokus perhatian mereka berbeda. Misalnya, suara kupu-kupu lebih menarik perhatian dibanding klakson mobil. Penting diingat, ini bukan kenakalan, melainkan cara mereka memproses informasi di sekitar.
Sensitivitas Sensorik: Tak Selalu Hiper, Bisa Hypo Juga:
Individu dengan autisme bisa “kelebihan” atau “kekurangan” sensitivitas terhadap rangsangan tertentu. Ada yang sangat sensitif suara, tapi cuek bebek sama rasa sakit. Ini karena kesadaran tubuh mereka yang unik dan kemampuan fokus intens pada satu hal.
Empati Tinggi? Bukan Mitos!
Pernah dengar teori “Dunia Intens”? Teori ini menyebutkan, individu dengan autisme bukannya kurang empati, tapi justru merasakan empati dan belas kasihan yang begitu kuat sehingga mereka “mematikan” perasaan itu untuk bisa bertahan. Meski teori ini belum sepenuhnya terbukti, tapi ini menunjukkan kompleksitas dan keunikan dunia mereka.
Selain Gejala di Atas, Kenali Juga Ini:
- Hubungan lebih dekat dengan binatang.
- Kurang memahami jarak personal.
- Kesulitan mengontrol impulsif.
- Masalah pencernaan.
- Postur tubuh tidak biasa.
- Kesulitan motorik kasar dan halus.
- Berjalan jinjit.
Menyingkap Lebih Dalam tentang Autism: Karakteristik yang Jarang Diketahui
Salah satu karakteristik autisme yang kurang dikenal adalah tawa atau cekikan yang tidak pantas, yang bisa disebabkan oleh kurangnya keterampilan komunikasi, sensitivitas sensorik, atau kesulitan dalam berpikir tingkat tinggi dan penilaian. Orang dengan autisme mungkin menanggapi situasi serius dengan tawa karena mereka fokus pada satu aspek dari apa yang sedang terjadi atau sesuatu dalam pikiran mereka, atau hanya karena itu adalah respons bawaan mereka.
Kurangnya rasa takut terhadap bahaya adalah karakteristik autisme lain yang kurang dikenal. Simptom ini dapat menakutkan bagi orang yang dicintai dan agak membingungkan. Hal ini kemungkinan karena fokus mereka dan kesadaran mereka terhadap lingkungan sekitarnya.
Masalah pencernaan juga umum terjadi pada pasien ASD, dengan sekitar 45% mengalaminya. Masalah ini bisa termasuk sembelit, diare, sakit perut, alergi makanan, dan sensitivitas yang intens terhadap tekstur, bau, atau rasa makanan tertentu. Beberapa individu dengan autisme memiliki preferensi makanan yang sangat selektif, yang mungkin membaik seiring bertambahnya usia atau tidak. Stres juga bisa menyebabkan masalah pencernaan, karena individu dengan ASD mungkin mengalami peningkatan tajam dalam hormon stres kortisol selama uji stres.
Kesimpulan:
Autisme tak melulu soal gejala yang umum terlihat. Ada banyak karakteristik lain yang perlu dikenali agar kita bisa lebih memahami dan mendukung mereka. Ingat, Sobat Sehat, autisme adalah spektrum, artinya tiap individu mengalaminya dengan cara unik. Mari tingkatkan kesadaran dan ciptakan lingkungan yang ramah autisme!
Jaga Kesehatanmu, Jaga Kesehatan Sesama!
Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Terapkan pola hidup sehat, istirahat cukup, makan bergizi, dan olahraga teratur untuk mendukung kesehatanmu secara keseluruhan. Dan, jangan lupa untuk terus belajar dan memahami perbedaan agar kita bisa hidup berdampingan dengan lebih menghargai dan mendukung satu sama lain