Mengapa Anak Autis Sering Mengalami Gangguan Sensorik?

Info Kesehatan Terbaru– Mengapa Anak Autis Sering Mengalami Gangguan Sensorik? Gangguan sensorik adalah salah satu tantangan yang sering dihadapi oleh anak-anak dengan autisme. Mereka mungkin mengalami reaksi yang tidak biasa terhadap rangsangan sensorik, seperti suara, cahaya, tekstur, atau rasa. Gangguan ini dapat mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka dan memengaruhi kesejahteraan mereka secara keseluruhan.

Halo saya Fandy, saya adalah seorang terapis sejak dua tahun yang lalu. Kali ini saya akan menjelaskan mengapa anak autis sering mengalami gangguan sensorik dan bagaimana memahami serta mengelola tantangan ini.

Mengapa Anak Autis Sering Mengalami Gangguan Sensorik?

1. Perbedaan dalam Pengolahan Sensorik

Pengolahan Sensorik yang Berbeda: Anak-anak dengan autisme sering kali memiliki cara yang berbeda dalam mengolah informasi sensorik. Sistem sensorik mereka mungkin lebih atau kurang sensitif terhadap rangsangan. Misalnya, mereka mungkin merasakan suara yang sangat keras atau cahaya yang sangat terang secara lebih intens dibandingkan dengan anak neurotipikal, atau sebaliknya, mereka mungkin tidak merasakan rangsangan tersebut dengan cara yang sama sekali.

Kesulitan dalam Integrasi Sensorik: Integrasi sensorik adalah kemampuan untuk menggabungkan informasi dari berbagai indra untuk memberikan respons yang tepat. Anak-anak dengan autisme sering menghadapi kesulitan dalam mengintegrasikan informasi ini, yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau kebingungan dalam situasi tertentu. Misalnya, mereka mungkin kesulitan menggabungkan informasi visual dan auditori saat berada di lingkungan yang bising dan penuh warna.

2. Sensitivitas dan Desensitisasi Sensorik

Sensitivitas Tinggi: Banyak anak dengan autisme mengalami sensitivitas tinggi terhadap rangsangan sensorik. Ini berarti mereka mungkin merasa terganggu atau sakit oleh rangsangan yang biasanya dianggap normal atau tidak signifikan oleh orang lain. Sensitivitas tinggi ini dapat menyebabkan mereka merasa stres atau cemas di lingkungan yang terlalu bising, terang, atau berbau.

Desensitisasi: Sebaliknya, beberapa anak dengan autisme mungkin menunjukkan desensitisasi terhadap rangsangan sensorik, yaitu kurangnya respons terhadap rangsangan yang biasanya merangsang atau tidak nyaman bagi orang lain. Misalnya, mereka mungkin tidak merasa terganggu oleh suhu yang ekstrem atau kekurangan rasa sakit, yang bisa berpotensi berbahaya.

3. Gangguan dalam Proses Sensorimotorik

Gangguan dalam Perencanaan Motorik: Proses sensorimotorik melibatkan koordinasi antara sensorik (informasi indra) dan motorik (gerakan tubuh). Anak-anak dengan autisme sering mengalami gangguan dalam perencanaan motorik atau dispraksia, yang mempengaruhi cara mereka merespons rangsangan sensorik dan berinteraksi dengan lingkungan mereka.

Ketidakmampuan untuk Menyaring Rangsangan: Anak-anak dengan autisme mungkin kesulitan dalam menyaring rangsangan yang tidak relevan, sehingga mereka sering merasa kewalahan dengan banyaknya informasi sensorik yang masuk. Ini dapat menyebabkan mereka merasa tidak nyaman atau tertekan di lingkungan yang padat atau tidak terstruktur.

4. Pengaruh Faktor Neurologis dan Genetik

Perbedaan Struktur Otak: Penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan struktural dan fungsional di otak anak-anak dengan autisme yang dapat mempengaruhi bagaimana mereka memproses rangsangan sensorik. Misalnya, perbedaan dalam area otak yang terlibat dalam pemrosesan sensorik dan integrasi dapat menyebabkan gangguan sensorik.

Faktor Genetik: Faktor genetik juga dapat memainkan peran dalam gangguan sensorik pada anak-anak dengan autisme. Variasi genetik tertentu dapat mempengaruhi cara sistem sensorik dan neurologis berkembang, berkontribusi pada sensitivitas atau desensitisasi terhadap rangsangan sensorik.

5. Pengaruh Lingkungan dan Pengalaman

Pengalaman Awal dan Lingkungan: Lingkungan di sekitar anak dan pengalaman awal mereka dapat mempengaruhi bagaimana mereka merespons rangsangan sensorik. Misalnya, lingkungan yang tidak konsisten atau stres dapat memperburuk gangguan sensorik. Begitu juga, pengalaman sensorik negatif di masa lalu dapat mempengaruhi sensitivitas terhadap rangsangan yang sama di kemudian hari.

Kurangnya Stimulasi Sensorik yang Memadai: Anak-anak yang tidak mendapatkan stimulasi sensorik yang cukup atau bervariasi dalam masa perkembangan mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mengolah dan merespons rangsangan sensorik dengan cara yang sesuai.

6. Strategi untuk Mengelola Gangguan Sensorik

Ciptakan Lingkungan yang Mendukung: Mengatur lingkungan anak agar sesuai dengan kebutuhan sensorik mereka dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan. Ini termasuk menggunakan pencahayaan lembut, mengurangi kebisingan, atau menyediakan area tenang untuk beristirahat.

Gunakan Teknik Adaptasi Sensorik: Teknik adaptasi, seperti penggunaan alat bantu sensorik (misalnya earplug, kacamata pelindung), dapat membantu anak mengatasi sensitivitas tinggi. Untuk anak yang mengalami desensitisasi, memberikan stimulasi sensorik yang terstruktur dan aman dapat membantu mereka belajar merespons dengan cara yang sehat.

Terapkan Terapi Sensorik: Terapi sensorik, yang sering dilakukan oleh terapis okupasi, dapat membantu anak belajar mengatasi dan menyesuaikan diri dengan berbagai rangsangan sensorik. Terapis dapat bekerja sama dengan anak untuk mengembangkan strategi dan teknik yang sesuai dengan kebutuhan individu mereka.

Berikan Dukungan Emosional: Menciptakan suasana yang mendukung dan memberikan dukungan emosional saat anak menghadapi gangguan sensorik sangat penting. Dukungan dari keluarga, sekolah, dan profesional dapat membantu anak merasa lebih aman dan memahami bagaimana mengelola ketidaknyamanan sensorik mereka.

Dapatkan layanan konsultasi kesehatan GRATIS

parkinson

Baca Juga : Kenali Penyebab Anak Autisme, Bukan Cuma Faktor Keturunan

Berikut Tips Pengobatan Untuk Anak Autis

 

Terapi merupakan bentuk perawatan yang paling aman, nyaman dan tepat untuk kondisi gangguan kesehatan semacam ini. Jika Anda membutuhkan terapi silakan menghubungi tenaga kesehatan kami. Selain itu, mengkonsumsi Healurid juga sangat baik untuk menunjang perawatan. Untuk informasi lebih lanjut serta pemesanan untuk Healurid dari Rumah Sehat Medical Hacking.

Saraf Kejepit Di Tulang Ekor

Bergabunglah dengan 10897+ pasien Indonesia yang telah merasakan manfaat serta kesembuhan dari layanan kami. Segera konsultasikan keluhan Anda akan mendapatkan screening dari ahli terapis profesional kami.

Related Posts