Memetakan Penelitian Cyberbullying dan Dampaknya pada Remaja

Penelitian Cyberbullying, perundungan yang terjadi di dunia maya, semakin marak terjadi. Dampaknya pun tak bisa dianggap remeh. Remaja yang menjadi korban cyberbullying bisa mengalami masalah kesehatan mental, menurunnya harga diri, serta gangguan emosi dan prestasi belajar. Pelaku cyberbullying sendiri biasanya memiliki kontrol diri dan empati yang rendah. Artikel ini membahas hasil penelitian terbaru mengenai cyberbullying dan dampaknya pada psikologis remaja.

Para peneliti menggunakan analisis bibliometrik untuk memetakan penelitian ilmiah tentang cyberbullying yang terbit di jurnal-jurnal ternama.

Cyberbullying semakin meningkat di dunia, menjadi bentuk pelecehan yang mengikuti korban ke dalam lingkungan paling intim mereka. Cyberbullying memengaruhi kesehatan mental, harga diri, emosi, dan kinerja akademik korban. Para pelaku cyberbullying memiliki tingkat kendali diri dan empati yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri penelitian ilmiah tentang Cyberbullying dan Dimensi Psikologis Diri. Analisis bibliometrik dokumen ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal yang terindeks di Web of Science (WoS) dilakukan. Hukum bibliometrik tradisional diterapkan dan VOSviewer digunakan untuk menghasilkan visualisasi.

Publikasi tahunan mengikuti pertumbuhan eksponensial. Computers in Human Behaviour adalah jurnal dengan publikasi terbanyak. Peneliti dari AS dan Spanyol adalah yang paling produktif. Sameer Hinduja dan Justin Patchin adalah penulis yang paling banyak dikutip. Oleh karena itu, minat peneliti terus bertambah dalam Cyberbullying dan aspek emosional anak-anak dan remaja. AS dan Spanyol menjadi negara terkemuka dalam penelitian tentang topik ini. Rosario Ortega-Ruiz, Sameer Hinduja, dan Justin Patchin adalah penulis yang paling produktif dan berpengaruh.

Temuan Penelitian:

  • Peningkatan Penelitian Cyberbullying: Minat peneliti terhadap cyberbullying dan dampaknya pada remaja semakin meningkat. Jumlah publikasi ilmiah terkait tema ini terus bertambah pesat.
  • Jurnal dan Peneliti Terkemuka: Jurnal Computers in Human Behaviour menjadi yang terdepan dalam publikasi penelitian cyberbullying. Amerika Serikat dan Spanyol adalah negara terdepan dalam penelitian ini. Para peneliti Sameer Hinduja dan Justin Patchin adalah yang paling banyak dikutip karyanya.

Cyberbullying adalah masalah serius yang membutuhkan perhatian dari berbagai pihak. Penelitian yang semakin intensif diharapkan dapat membantu kita memahami lebih baik tentang cyberbullying dan dampaknya.

Memutus Rantai Bullying: Peran Guru dalam Menciptakan Iklim Sekolah yang Mendukung

Perundungan atau bullying di sekolah merupakan masalah global yang berdampak buruk pada korban, pelaku, dan seluruh komunitas sekolah. Sayangnya, upaya untuk mengatasi bullying selama 50 tahun terakhir belum membuahkan hasil yang maksimal.

Pelecehan sebaya di sekolah adalah masalah global dengan implikasi mendalam bagi korban, pelaku, dan seluruh komunitas sekolah. Namun, upaya selama 50 tahun untuk menyelesaikan masalah ini sebagian besar menghasilkan hasil yang mengecewakan. Pemeriksaan kritis terhadap penelitian saat ini mengungkapkan batasan kunci dan solusi potensial. Solusi meliputi memperkenalkan pengukuran psikometrik yang akurat untuk menilai komponen paralel bullying dan victimization, menganalisis kumpulan data lintas negara, dan merangkul perspektif sosial-ekologis yang menekankan motivasi pelaku, pentingnya saksi, sikap pro-pertahanan dan antibullying, iklim kelas, dan perspektif multilevel.

Solusi ini telah diintegrasikan ke dalam serangkaian intervensi terbaru. Guru dapat dilatih secara profesional untuk menciptakan iklim yang sangat mendukung sehingga memungkinkan saksi-saksi siswa untuk mengatasi kecenderungan normatif mereka untuk memperkuat pelaku bullying. Setelah terbentuk, iklim kelas yang memungkinkan intervensi ini menghambat episode bully-victim. Pesan yang bisa diambil adalah bekerja dengan guru tentang cara mengembangkan iklim kelas yang mendukung secara interpersonal pada awal tahun sekolah untuk mempercepat internalisasi sukarela siswa-saksi terhadap sikap pro-pertahanan dan antibullying serta norma sosial.

Rekomendasi untuk penelitian masa depan meliputi mempelajari bullying dan victimization secara bersamaan, menguji model multilevel, menargetkan iklim kelas dan peran saksi sebagai hasil intervensi kritis, dan mengintegrasikan intervensi pada tingkat sekolah dan individu hanya setelah meningkatkan norma sosial dan iklim sekolah.

Kelemahan Penelitian Bullying:

Para ahli mengidentifikasi beberapa kelemahan dalam penelitian bullying selama ini. Misalnya, alat ukur yang kurang akurat dan kurangnya penelitian yang melihat bullying dari berbagai perspektif.

Solusi untuk Mengatasi Bullying:

Para ahli menawarkan beberapa solusi untuk mengatasi bullying di sekolah. Solusinya meliputi:

  • Mengembangkan alat ukur yang lebih akurat untuk menilai bullying dan dampaknya.
  • Menganalisis data dari berbagai negara untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas.
  • Melihat bullying dari perspektif ekologi sosial, yaitu dengan mempertimbangkan motivasi pelaku bullying, peran pengamat (bystander), iklim kelas, dan penerapan program anti-bullying.

Peran Guru dalam Mencegah Bullying:

Guru memegang peranan penting dalam menciptakan iklim sekolah yang mendukung dan mencegah bullying. Melalui pelatihan khusus, guru dapat menciptakan suasana kelas yang positif sehingga para siswa yang biasanya menjadi pengamat (bystander) terdorong untuk berani melawan bullying.

Kesimpulan:

Guru memiliki peran kunci dalam menghentikan bullying di sekolah. Dengan menciptakan iklim kelas yang suportif dan menerapkan program anti-bullying yang efektif, kita bisa memutus rantai bullying dan menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi semua siswa.

Related Posts