Memahami dan Mengelola Penyakit Paru Obstruktif Kronik COPD

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (COPD) adalah istilah umum untuk sekumpulan kondisi pernapasan progresif yang menyebabkan kesulitan bernapas. COPD merupakan penyebab kematian ketiga terbesar di dunia dan keempat di Amerika Serikat, dengan lebih dari 16 juta warga Amerika yang didiagnosis. Asosiasi Paru Amerika menyarankan agar siapa saja yang mengalami gejala COPD berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan tes pernapasan seperti spirometri, yang dapat membantu mendiagnosis COPD.

Berikut adalah beberapa kesalahpahaman tentang COPD atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik :

1. COPD Jarang Terjadi: COPD menyebabkan 3,23 juta kematian pada tahun 2019, menjadikannya penyebab kematian ketiga terbesar di dunia. Di AS, COPD adalah penyebab kematian keempat, dengan lebih dari 16 juta orang Amerika yang didiagnosis, dan mungkin masih banyak lagi yang belum didiagnosis.

2. Hanya Perokok yang Mengembangkan COPD: Walaupun merokok adalah faktor risiko utama, COPD juga bisa terjadi pada non-perokok. Faktor lain seperti polusi udara dan genetik juga berperan.

3. COPD Hanya Mempengaruhi Paru-Paru: COPD seringkali berdampingan dengan penyakit lain seperti penyakit jantung, kanker paru, hipertensi, osteoporosis, dan diabetes. Beberapa kondisi ini berbagi faktor risiko, sehingga lebih mungkin terjadi bersama dengan COPD.

4. Orang dengan COPD Tidak Bisa Berolahraga: Sebaliknya, olahraga sangat disarankan karena dapat meningkatkan kapasitas bernapas dan mengurangi gejala sehari-hari. Program rehabilitasi paru biasanya menawarkan teknik pernapasan terpandu bersama dengan olahraga fisik.

5. Tidak Ada Pengobatan untuk COPD: Terdapat banyak terapi dan strategi yang memperbaiki jalannya penyakit, termasuk obat-obatan, rehabilitasi, diet, dan vaksin yang melindungi dari infeksi pernapasan.

COPD dan asma adalah penyakit paru obstruktif, tetapi keduanya memiliki perbedaan yang jelas.

COPD adalah penyakit alveoli yang terutama disebabkan oleh hilangnya elastisitas akibat merokok, sementara asma adalah penyakit saluran napas yang terutama disebabkan oleh peradangan saluran napas kronis.

Berat badan berlebih tidak mempengaruhi COPD, tetapi dapat meningkatkan disabilitas yang terkait dengan COPD. Sebaliknya, berat badan di bawah moderat dapat mengindikasikan emfisema dan prognosis yang buruk. Berhenti merokok tidak pernah terlambat untuk COPD, karena dapat mempercepat kehilangan fungsi paru dan memperburuk gejala.

Sesak napas bukan satu-satunya gejala COPD; batuk, produksi lendir berlebih, infeksi pernapasan, dan komorbiditas sering merupakan tanda COPD yang berkembang.

Gejala lainnya termasuk masalah tidur, kecemasan, depresi, nyeri, dan penurunan kognitif.

Penting untuk memahami bahwa meskipun tidak ada obat untuk COPD, perawatan yang efektif dan perubahan gaya hidup dapat mengurangi keparahan gejalanya. Gaya hidup sehat, termasuk diet yang baik, olahraga teratur, dan berhenti merokok, sangat penting dalam mengelola COPD dan mencegah progresivitas penyakit.

Menjaga kesehatan adalah investasi terbaik yang dapat kita lakukan untuk diri sendiri. Dengan pola hidup yang teratur, istirahat yang cukup, makanan sehat, dan olahraga teratur, kita dapat mengurangi risiko banyak penyakit, termasuk COPD. Mari kita semua berkomitmen untuk menjaga kesehatan kita dan menjalani kehidupan yang lebih baik.

sumber: https://www.medicalnewstoday.com/articles/medical-myths-all-about-copd#11.-A-healthy-diet-cannot-help-with-COPD

Related Posts