Krisis Pertengahan Usia: Mengapa Generasi X Lebih Rentan?

Salam Sobat Sehat!

Pernahkah Anda merasa lelah, letih, dan lesu di usia 40-an atau 50-an? Merasa seperti ada banyak hal yang harus dipikirkan, mulai dari tagihan, cicilan, renovasi rumah, pengasuhan anak, orang tua, hingga karir? Jika ya, mungkin Anda sedang mengalami krisis pertengahan usia, yang ternyata lebih rentan dialami oleh Generasi X.

Generasi X, yaitu mereka yang lahir antara tahun 1965 dan 1980, dibesarkan dengan harapan-harapan yang tinggi. Mereka didorong untuk meraih kesuksesan dalam segala bidang, seperti memiliki karier yang bagus, keluarga yang harmonis, dan kehidupan finansial yang stabil. Namun kenyataannya, tidak semua harapan tersebut dapat diraih dengan mudah.

Jika kamu adalah seorang wanita dari Generasi X — artinya, kamu lahir di antara tahun 1965 dan 1980 dan bisa berpikir tentang Free to Be You and Me, Scott Baio, dan beludru tanpa ironi — kamu mungkin membaca ini pada jam 3 atau 4 pagi.

Itu karena wanita Generasi X sedang begadang dengan terlalu banyak pikiran — tagihan dan utang, perbaikan rumah, perawatan anak, perawatan orang tua, kekhawatiran karier, perimenopause, pasangan hidup mereka (atau ketiadaannya). Gabungkan dengan rasa takut bahwa mereka somehow tidak mencapai potensi mereka, dan, oh ya, dunia ini hancur, tak heran banyak zombi berusia empat puluh dan lima puluhan yang berkeliaran di planet ini.

Kondisi ini dapat diibaratkan seperti mesin mobil yang terus menerus digunakan tanpa pernah diservis. Lama-kelamaan, mesin tersebut akan menjadi kelelahan dan tidak bisa berfungsi secara optimal. Begitu pula dengan kondisi mental dan fisik kita. Jika terus menerus dipaksa untuk mengejar pencapaian tertentu tanpa diimbangi dengan istirahat yang cukup dan pola hidup sehat, kita bisa mengalami krisis pertengahan usia.

Menurut Ada Calhoun, penulis buku “Why We Can’t Sleep: Women’s New Midlife Crisis”, krisis pertengahan usia pada Generasi X berbeda dengan generasi sebelumnya. Generasi X didesak oleh berbagai tantangan seperti tingginya biaya hidup, utang yang menumpuk, dan kurangnya jaminan pekerjaan. Ditambah lagi dengan peran ganda yang harus mereka jalankan, yaitu sebagai pekerja kantoran dan pengurus rumah tangga. Tak heran jika mereka merasa lelah dan kewalahan.

Demikianlah pendapat Ada Calhoun dalam bukunya yang laris mengapa kita tidak bisa tidur: Krisis Paruh Baya Wanita, yang muncul dari sebuah artikel majalah Oprah pada tahun 2017 yang menjadi viral.

Lalu, bagaimana cara mengatasi krisis pertengahan usia?

Menurut Dr. Sheila Mochtar, psikolog klinis, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi krisis pertengahan usia, yaitu:

  • Terima kenyataan: Sadari bahwa kehidupan tidak selalu berjalan sesuai dengan rencana. Terima kegagalan sebagai bagian dari proses belajar dan pertumbuhan.
  • Kenali prioritas: Fokuslah pada hal-hal yang penting bagi Anda dan lepaskan hal-hal yang tidak lagi relevan.
  • Jaga kesehatan: Pastikan Anda mendapatkan istirahat yang cukup, makan makanan sehat, dan berolahraga secara teratur.
  • Hubungan sosial: Perkuat hubungan dengan keluarga dan teman dekat. Mereka dapat menjadi sumber dukungan emosional bagi Anda.
  • Konsultasi ke dokter: Jika Anda mengalami gejala stres berat atau depresi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau psikolog.

Menurut penelitian, wanita Generasi X yang berasal dari kelas menengah dan sekarang berusia empat puluhan dan lima puluhan merasa lelah, depresi, dan merasa gagal. Tetapi keputusasaan mereka bukan tentang fisik mereka yang memudar (meskipun itu tidak membantu). Krisis paruh baya mereka tidak bisa diperbaiki dengan transplantasi rambut dan Juvederm. Kebimbangan mereka ada pada sesuatu yang jauh lebih besar.

Krisis pertengahan usia dapat dialami oleh siapa saja. Namun, dengan menerapkan pola hidup sehat, menerima kenyataan, dan menjalin hubungan sosial yang positif, kita dapat mengatasi masalah ini dan menjalani kehidupan dengan lebih bahagia di usia matang. Jadi, Sobat Sehat, mulailah jaga kesehatan Anda sejak sekarang dan nikmati setiap fase kehidupan dengan penuh syukur.

Ingatlah, menjaga kesehatan adalah investasi untuk masa depan yang lebih baik. Tetaplah aktif, makanlah makanan sehat, dan beristirahatlah dengan cukup untuk menjaga kesehatan Anda. Semoga artikel ini memberi Anda wawasan dan motivasi untuk hidup lebih sehat!

Related Posts