Pandemi COVID-19 telah membawa dampak signifikan terhadap kesehatan mental di seluruh dunia, dan penggunaan media sosial telah berperan dalam hal ini. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terjadi peningkatan kondisi kesehatan mental, dengan sekitar 20% anak dan remaja di seluruh dunia hidup dengan kondisi kesehatan mental. Di Amerika Serikat, survei oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menemukan bahwa 31% orang dewasa melaporkan gejala kecemasan atau depresi.
Media sosial, yang menjadi platform komunikasi penting selama pandemi, telah digunakan oleh organisasi kesehatan pemerintah untuk menyampaikan informasi tentang pencegahan dan pengobatan. Namun, penggunaan media sosial selama pandemi ternyata memiliki efek sebaliknya pada kesehatan mental. Studi menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang lebih tinggi selama pandemi terkait dengan peningkatan risiko depresi.
Kesehatan Mental di Era Media Sosial
Prof. Steven C. Hayes dari University of Nevada, Reno, menjelaskan bahwa media sosial telah memperburuk tantangan kesehatan mental dengan menyebarkan ketakutan, menyoroti masalah sosial dan politik, dan tidak memberikan ruang untuk ekspresi negatif yang sehat. Namun, media sosial juga mempertahankan hubungan dengan teman dan keluarga, terutama selama pembatasan sosial dengan interaksi fisik yang terbatas.
Untuk menjaga kesehatan, penting untuk memoderasi waktu dan konten yang dikonsumsi di media sosial serta bersikap lebih sadar dan terencana dalam penggunaannya. Prof. Hayes menyarankan untuk memiliki “matahari terbenam digital” sebelum tidur malam agar kecemasan tidak mempengaruhi tidur dan mengadakan hari bebas media sosial untuk memengaruhi kesejahteraan mental secara positif.
Dampak negatif media sosial pada kesehatan mental.
Dampak negatif media sosial pada kesehatan mental terutama terlihat dalam cara platform ini mempengaruhi persepsi dan emosi penggunanya. Media sosial sering kali menyebarkan ketakutan melalui berita atau informasi yang tidak akurat atau menakutkan, menyoroti masalah sosial dan politik yang kontroversial atau menimbulkan perpecahan, serta menciptakan ruang yang tidak kondusif untuk ekspresi emosi negatif secara sehat. Namun, media sosial juga memiliki sisi positif, seperti mempertahankan hubungan dengan teman dan keluarga, khususnya selama pembatasan sosial.
Berikut adalah beberapa solusi untuk mengatasi dampak negatif media sosial dan mencegah kecanduan:
- Pembatasan Waktu Penggunaan: Tetapkan batasan waktu harian untuk penggunaan media sosial. Gunakan fitur pengatur waktu atau aplikasi yang dapat membantu Anda mengelola waktu yang dihabiskan di media sosial.
- Seleksi Konten yang Dikonsumsi: Jauhi konten yang menimbulkan stres atau kecemasan. Pilih untuk mengikuti akun atau halaman yang menyediakan konten positif, edukatif, atau menginspirasi.
- Aktivitas Alternatif: Cari aktivitas lain yang bermanfaat dan menghibur selain berselancar di media sosial, seperti membaca, berolahraga, atau mengembangkan hobi.
- Interaksi Sosial Langsung: Berupayalah untuk lebih banyak berinteraksi secara langsung (face-to-face) dengan teman dan keluarga. Interaksi fisik dapat memberikan dukungan emosional yang lebih efektif dibandingkan interaksi virtual.
- Menggunakan Media Sosial secara Selektif: Gunakan media sosial untuk tujuan tertentu, seperti mendapatkan informasi atau berkomunikasi dengan orang-orang tertentu, bukan untuk mengisi waktu luang.
- Penciptaan Ruang Diskusi Sehat: Cari atau buat grup di media sosial yang mendorong diskusi yang sehat, mendukung, dan konstruktif.
- Pendidikan dan Kesadaran: Mendidik diri sendiri dan orang lain tentang dampak negatif media sosial serta mengembangkan kesadaran untuk menggunakan media sosial secara lebih bertanggung jawab.
- Konsultasi dengan Profesional: Jika penggunaan media sosial mulai berdampak serius pada kesehatan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental.
Menerapkan strategi
Mengatasi dampak negatif media sosial memerlukan pendekatan yang seimbang antara memanfaatkan aspek positifnya untuk menjaga hubungan sosial dan menghindari pengaruh buruknya terhadap kesehatan. Dengan menerapkan strategi-strategi tersebut, seseorang dapat meminimalkan efek negatif dan memaksimalkan manfaat yang diberikan oleh media sosial.
Mari kita semua mengambil langkah aktif untuk menjaga kesehatan kita di tengah tantangan pandemi dan penggunaan media sosial yang intensif. Dengan mengatur pola hidup sehat yang meliputi istirahat yang cukup, makanan yang sehat, olahraga teratur, dan penggunaan media sosial yang lebih bijak, kita dapat menjaga keseimbangan kesehatan mental dan fisik kita. Ingatlah bahwa menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik, dan setiap orang memiliki kekuatan untuk menghadapi dunia yang terus berubah ini dengan kekuatan dan perilaku yang tangguh.