Kenali Perbedaan Diare Akut dan Diare Kronis

Info Kesehatan– Diare adalah kondisi umum yang ditandai dengan frekuensi buang air besar yang meningkat dan konsistensi tinja yang lebih cair dari biasanya. Meskipun sering dianggap sebagai gangguan sementara, ada dua jenis utama diare yang perlu dibedakan: diare akut dan diare kronis. Memahami perbedaan antara keduanya dapat membantu dalam diagnosis dan pengelolaan yang tepat.

1. Diare Akut

Diare akut adalah diare yang berlangsung selama kurang dari dua minggu. Kondisi ini sering muncul secara tiba-tiba dan biasanya berhubungan dengan infeksi atau iritasi sementara pada saluran pencernaan.

Penyebab Umum

1. Infeksi Virus: Infeksi oleh virus seperti rotavirus atau norovirus adalah penyebab umum diare akut. Ini sering disebut sebagai gastroenteritis virus.
2. Infeksi Bakteri: Bakteri seperti Salmonella, Shigella, dan Campylobacter dapat menyebabkan diare akut, biasanya melalui makanan atau air yang terkontaminasi.
3. Intoleransi Makanan: Intoleransi terhadap makanan tertentu, seperti laktosa, dapat menyebabkan diare setelah konsumsi makanan atau minuman yang mengandung zat tersebut.
4. Efek Samping Obat: Penggunaan antibiotik atau obat lain dapat mengganggu keseimbangan bakteri di usus dan menyebabkan diare sementara.
5. Keracunan Makanan: Makanan yang terkontaminasi dengan toksin atau patogen dapat menyebabkan diare yang berlangsung singkat.

Gejala Umum

1. Tinja cair atau berair
2. Frekuensi buang air besar yang meningkat
3. Nyeri perut ringan hingga sedang
4. Mual dan muntah bisa terjadi
5. Gejala umumnya lebih akut dan bisa disertai demam

2. Diare Kronis

Diare kronis adalah diare yang berlangsung lebih dari dua minggu. Kondisi ini seringkali merupakan tanda adanya masalah kesehatan yang mendasarinya dan memerlukan evaluasi medis lebih mendalam.

Penyebab Umum

1. Penyakit Radang Usus (IBD): Penyakit seperti Crohn’s disease atau kolitis ulserativa menyebabkan peradangan kronis pada saluran pencernaan dan dapat mengakibatkan diare berkepanjangan.
2. Sindrom Usus Bocor (Leaky Gut Syndrome): Kondisi di mana lapisan usus menjadi bocor, memungkinkan bakteri dan racun untuk masuk ke dalam aliran darah.
3. Penyakit Celiac: Alergi terhadap gluten yang terdapat dalam gandum dapat menyebabkan diare kronis saat terpapar.
4. Infeksi Parasit: Infeksi oleh parasit seperti Giardia atau Entamoeba histolytica dapat menyebabkan diare yang bertahan lama.
5. Gangguan Motilitas Usus: Kondisi seperti sindrom iritasi usus besar (IBS) dapat menyebabkan diare kronis yang disertai dengan perubahan pola buang air besar.
6. Kanker Usus: Meski kurang umum, kanker usus dapat menyebabkan gejala diare kronis bersamaan dengan gejala lain seperti penurunan berat badan dan nyeri perut.

Gejala Umum

1. Tinja yang sering cair dan mungkin disertai dengan darah atau lendir
2. Nyeri perut yang berkepanjangan
3. Penurunan berat badan
4. Kelelahan atau gejala sistemik lainnya

Membedakan antara diare akut dan diare kronis sangat penting untuk penanganan yang tepat. Diare akut umumnya bersifat sementara dan sering kali dapat sembuh dengan sendirinya, sementara diare kronis memerlukan evaluasi medis menyeluruh untuk mengidentifikasi penyebab yang mendasari dan menentukan pengobatan yang sesuai. Jika diare berlangsung lebih dari dua minggu, disertai dengan gejala berat, atau mengganggu kualitas hidup, segeralah berkonsultasi dengan profesional medis untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.