Bakteri dan Kuman ada di mana-mana, bahkan di tempat-tempat yang tak terduga. Tapi tenang, ada cara cerdas untuk menghadapi para pengganda mikroba ini: bayangkan Anda jadi kuman!
“Kita harus berpikir seperti kuman,” kata Patricia Stinchfield, perawat anak ahli vaksin dan pencegahan infeksi. “Bagaimana kuman menyebar? Lalu, ciptakan penghalang antara mereka dan Anda.”
Misalnya, kuman ada di udara, jadi perhatikan sirkulasi dan cari udara segar. Berikut cara menghadapi beberapa tempat dan benda sarang kuman di lingkungan Anda:
Kantor: Perlengkapan kantor seperti mesin kopi dan es batu, dengan sudut gelap dan hangat yang disukai kuman, jarang dibersihkan.
Air dalam wadah mesin bisa jadi sarang bakteri dan virus. Meja Anda pun tak jauh lebih sehat; penelitian menunjukkan meja kantor lebih banyak bakterinya daripada toilet, padahal jarang dibersihkan.
- Lap meja Anda sering dengan disinfektan dan tisu, terutama jika biasa makan di sana.
- Pastikan mesin-mesin dibersihkan rutin. Stinchfield menyarankan sistem pembersihan otomatis untuk mesin es batu.
- Keyboard komputer juga sarang kuman, apalagi yang dipakai bersama. “Di rumah sakit dan ruang gawat darurat, kami belajar dengan cepat untuk segera mengelap keyboard,” kata Stinchfield.
Lift dan eskalator: Tombol lift, pegangan tangan eskalator, dan udara di sekitarnya penuh kuman. Anak-anak yang suka memencet tombol rentan terpapar, apalagi jika menyentuh mata atau mulut setelahnya.
- Ajari anak-anak berpura-pura memiliki perisai di wajah yang tak boleh disentuh. “Yang bisa membuka perisai ini adalah cuci tangan dulu,” kata Stinchfield. Ini berlaku untuk semua orang.
Keranjang dan troli belanja: Keranjang dan troli yang digunakan berulang kali bisa mengandung bakteri seperti E. coli dan salmonella yang bertahan 2-8 jam. Luangkan waktu untuk mengelap pegangan dan kursi anak dengan tisu disinfektan sebelum berbelanja. Jangan lupa cuci tangan saat pulang dan sebelum menyimpan belanjaan.
Baki restoran: Penelitian NSF menyebutkan baki plastik ini sebagai benda berkuman teratas nomor dua, setelah pasir kotak anak di taman. Beberapa restoran memang mengelap baki setelah dipakai, tapi tak semuanya. Solusinya, pesan untuk dibawa pulang atau letakkan makanan langsung di atas kertas atau tisu yang disediakan.
ATM: Tombol ATM bisa setara kumannya dengan pegangan toilet umum. Cuci tangan atau gunakan hand sanitizer setelah menggunakan ATM.
Penjer air minum: Jangan langsung menyentuh mulut air mancur. Minumlah dengan mendekatkan wadah atau biarkan air mengalir ke wadah Anda. Banyak tempat umum sekarang menyediakan stasiun pengisian botol air tanpa sentuh dengan air yang dimurnikan.
Ponsel: Ponsel yang selalu bersama Anda perlu dibersihkan secara rutin. Biasakan mengelapnya dengan kain disinfektan minimal sekali sehari, atau gunakan kotak penyinaran UV.
Cuci Tangan, Jurus Terampuh!
Pandemi mengingatkan kita betapa pentingnya cuci tangan. Berikut langkah-langkahnya:
- Cuci tangan selama 20 detik dengan sabun dan air, bisa dingin atau hangat.
- Hand sanitizer 60% alkohol bisa jadi pengganti di saat genting, tapi tidak seefektif sabun dan air untuk tangan yang sangat kotor. Jangan gunakan sanitizer untuk membersihkan bahan kimia dari tangan.
- Keringkan tangan dengan handuk bersih atau angin-anginkan.
“Masker adalah penghalang,” kata Stinchfield. tak hanya mencegah menghirup kuman, tapi juga mengingatkan Anda untuk tidak menyentuh mulut dan hidung.
Masker N95 atau bedah paling efektif menyaring kuman. Saat melepas masker, pegang bagian karetnya dan lepaskan dari kedua telinga sekaligus. Buang masker langsung ke tempat sampah.
Dengan kesadaran dan kebiasaan baik, kita bisa melindungi diri dari kuman yang ada di sekitar kita. Ingat, berpikir seperti kuman adalah kunci menghindari serangan mereka!