Kematian Paling Menyakitkan bagi Manusia menurut sains

5 Kematian Paling Menyakitkan bagi Manusia, Menurut Sains Tidak ada satu pun orang yang tahu kapan kematian akan datang, tetapi kematian adalah hal yang pasti bagi setiap orang yang masih hidup.

Pada dasarnya, banyak orang yang mati tanpa mengalami rasa sakit apa pun. Ketika tubuh dan otak mati secara teratur, kematian tersebut dapat terjadi.

Namun, tidak semua kematian dilakukan dengan cara yang damai. Para ilmuwan mengklaim bahwa ada beberapa jenis kematian yang paling menyakitkan yang pernah dicatat dalam sejarah.

1. Terekspos radiasi

Terpapar radiasi adalah cara Kematian Paling Menyakitkan bagi Manusia. Kondisi keracunan radiasi terjadi ketika seseorang terpapar radiasi dalam jumlah besar dalam satu dosis besar (akut) atau dalam jangka waktu tertentu (kronis).

Sosialita Amerika Eben Byers sempat mengalami hal ini. Selama bertahun-tahun, dia telah mengonsumsi radiator, minuman yang mengandung radium, yang dianggap sebagai obat ajaib untuk menyembuhkan kankernya.

Setelah menderita selama beberapa tahun, dia mengalami penurunan berat badan, sakit kepala, dan kehilangan banyak gigi, menurut IFL Science. Dia memberi tahu dokternya bahwa dia telah kehilangan “perasaan kencang”, istilah yang cukup tepat untuk menggambarkan bahwa tulangnya mulai rusak.

Sebelum kematiannya, pengacara yang berusaha mengontrol produk radiasi menyatakan bahwa “seluruh rahang atas Byers, kecuali dua gigi depan, dan sebagian besar rahang bawahnya telah dicabut” dan bahwa “semua jaringan tulang yang tersisa di tubuhnya hancur, dan lubang sebenarnya terbentuk di tengkoraknya”.

2. Dehidrasi

Salah satu cara Kematian Paling Menyakitkan bagi Manusia adalah dehidrasi tubuh. Dalam kondisi panas atau kelelahan yang ekstrem, tubuh dapat kehilangan hingga 2% dari beratnya melalui keringat. Karena volume darah seseorang menurun, sistem tubuh mulai rusak tanpa cairan kembali.

Menurut Scientific American, kepanasan terjadi saat seseorang berhenti berkeringat. Pada tahap kedua, individu akan mulai kehilangan kesadaran dan kulitnya akan mengering. Pada tahap ketiga, ginjal dan hati akan gagal, menyebabkan kerusakan parah pada organ dan meracuni individu dari dalam hingga kematian.

3. Tenggelam

Menurut laman WHO, tenggelam merupakan penyebab utama ketiga kematian akibat cedera yang tidak disengaja di seluruh dunia, menyumbang 7% dari seluruh kematian akibat cedera.

Saat air masuk ke paru-paru, tenggelam menyebabkan nyeri, yang sering disebut sebagai “sensasi terbakar”, dan upaya fisik untuk menjaga saluran napas tetap di atas air.

Dengan waktu, rasa sakit dan panik dapat berubah menjadi halusinasi dan rasa tenang, yang mungkin terkait dengan timbulnya hipoksia berat dan ketidaksadaran.

4. Panas

Dalam artikelnya yang berjudul “Forensic Pathology of Thermal Injuries”, pakar forensik Valerie Rao, MD, menyatakan bahwa orang yang terbakar sampai mati menyaksikan kulit mereka menghitam dan kemudian terbelah dan memperlihatkan jaringan di bawahnya terkena api. Ini juga berlaku untuk orang yang terjebak dalam kobaran api.

Selain itu, kematian yang terkait langsung dengan gunung berapi akan selalu menjadi hal yang buruk. Kasus seorang pria yang jatuh ke salah satu kolam Norris Geyser Basin di Taman Nasional Yellowstone didokumentasikan oleh LiveScience pada tahun 2018. Singkatnya, jenazahnya dilarutkan sepenuhnya dalam waktu kurang dari satu hari dengan air yang hampir mendidih dan sangat asam.

5. Dimakamkan hidup-hidup

Bergantung pada kemampuan menahan napas atau ukuran tubuh seseorang, jangka waktu bertahan hidup ketika dikubur hidup-hidup berkisar antara satu setengah hari hingga sepuluh menit, menurut Popular Science.

Serbuan tanah yang tiba-tiba akan mencekik seseorang yang mencoba keluar dari kubur. “Ini akan menjadi seperti sebuah setting nyata dalam hitungan detik,” kata Ethan Greene, direktur Colorado Avalanche Information Center.

Sebaliknya, jika tidak ada tindakan, kadar karbon dioksida akan menyebabkan koma dan kematian secara bertahap.

Kematian, sebuah misteri yang pasti dalam kehidupan, bisa datang dengan berbagai cara, beberapa di antaranya sangat menyakitkan. Menurut penelitian ilmiah, ada lima cara kematian yang dianggap paling menyakitkan: terpapar radiasi, dehidrasi, tenggelam, terbakar, dan dikubur hidup-hidup. Setiap cara ini memiliki efek fisik dan psikologis yang luar biasa, yang menggambarkan penderitaan ekstrem sebelum ajal tiba.

Bagi kita sebagai umat Muslim, penting untuk selalu mempersiapkan diri menghadapi kematian. Kita tidak pernah tahu kapan ajal akan menjemput, sehingga penting untuk selalu siap dengan amal saleh dan iman yang kuat. Kematian bukanlah akhir, melainkan peralihan menuju kehidupan abadi. Oleh karena itu, menjalani kehidupan dengan kebajikan, kepatuhan kepada ajaran Islam, dan menjaga iman merupakan persiapan terbaik yang dapat kita lakukan. Sebagai umat yang percaya, kita diajarkan untuk selalu ingat akan kematian, bukan untuk takut, tetapi untuk mempersiapkan diri dengan cara terbaik yang kita bisa.

Related Posts