Salam Sobat Sehat!
Dunia Digital Anak udah jadi keseharian anak jaman sekarang. Dari main game online, ngobrol di media sosial, sampe belajar online, semuanya serba digital. Tapi, tahukah kamu kalau dunia digital yang seru ini juga bisa jadi ladang masalah? Bener! Makanya, penting banget buat orang tua dan anak ngobrol terbuka soal gimana cara berkelakuan baik di dunia digital.
Yuk, Bicarakan Etika Digital dengan Anak!
Etika digital itu kayak tata krama di dunia maya. Sama kayak di dunia nyata, kita perlu sopan dan bertanggung jawab saat menggunakan internet dan media sosial. Ngobrol terbuka tentang hal ini bisa bantu anak kamu jadi pengguna internet yang cerdas dan bijak.
Tips Ngobrol dengan Anak tentang Etika Digital:
- Ngobrol santai: Ajak anak kamu ngobrol santai tentang pengalaman mereka di dunia digital. Tanyain gimana perasaan mereka saat di-bully atau saat melihat orang lain di-bully.
- Cerita sebagai analogi: Misalnya, kalau anak kamu suka nge-share foto orang lain tanpa izin, coba kasih analogi kayak gini, “Coba bayangin kalau foto kamu disebarin tanpa izin, gimana perasaan kamu?”
- Bikin peraturan bersama: Sepakati batasan waktu main gadget, aplikasi yang boleh dan nggak boleh dipakai, dan gimana sikap yang baik saat berkomentar di media sosial.
- Jadi role model: Ingat, anak itu suka ngeliatin kebiasaan orang tua mereka. Jadi, pastikan kamu juga pakai gadget dan media sosial dengan bijak ya!
Dunia Digital Anak Jangan Jadi Bystander Cyberbullying!
Cyberbullying itu perundungan yang terjadi di dunia maya. Sama kayak di dunia nyata, cyberbullying juga bisa nyakitin hati orang lain. Nah, gimana kalau kamu nemuin temen kamu yang lagi di-bully di media sosial? Jangan cuma jadi penonton (bystander) aja, dong!
Membicarakan Aturan dan Etika Digital dengan Anak Anda
Dalam dunia digital yang semakin kompleks, penting bagi orang tua untuk berbicara terbuka dengan anak-anak tentang perilaku dan konten digital yang sesuai. Percakapan ini adalah kesempatan untuk menyampaikan nilai-nilai dan harapan tentang perilaku digital yang tepat, termasuk melihat atau membagikan konten, serta aplikasi yang boleh dan tidak boleh digunakan.
Aturan dan Tips untuk Orang Tua:
- Tetap berkomunikasi secara terbuka dengan anak-anak tentang pengalaman digital mereka untuk mengatasi potensi risiko cyberbullying dan bahaya lainnya.
- Tentukan harapan yang jelas tentang perilaku digital dan reputasi online.
- Edukasi tentang efek berbahaya dari cyberbullying, penggunaan bahasa atau komentar yang membenci, sexting, dan berbagi foto telanjang.
- Identifikasi aplikasi yang sesuai untuk digunakan oleh anak-anak dan yang tidak sesuai.
- Tetapkan aturan tentang waktu yang boleh dihabiskan anak untuk online atau menggunakan perangkat digital.
- Tunjukkan perilaku digital yang positif dan hormat di perangkat dan akun Anda sendiri.
Membicarakan Peran Saksi atas Cyberbullying
Percakapan tentang cyberbullying dan perilaku digital bukanlah satu kali peristiwa – ini adalah dialog yang berkelanjutan. Mulailah berbicara tentang masalah-masalah ini sebelum anak-anak terjun ke dunia pesan singkat, media sosial, permainan online, dan ruang obrolan. Bantu mereka merenungkan situasi cyberbullying yang nyata dan potensial, dan berikan kesempatan berkelanjutan untuk berlatih cara merespons. Hal ini dapat mendukung transisi dari menjadi penonton pasif menjadi sekutu yang menjadi contoh yang kuat bagi orang lain.
Baca juga: Bahaya Cyberbullying! Guru Wajib Tahu Ciri-Cirinya
Apa yang Dapat Dilakukan Jika Anak Menjadi Saksi Cyberbullying:
- Jangan ikut serta. Anjurkan anak-anak untuk tidak “suka,” membagikan, atau mengomentari informasi yang telah diposting tentang seseorang, dan jangan meneruskan pesan yang menyakitkan kepada orang lain. Tidak berpartisipasi dapat membatasi potensi kerusakan pesan – baik bagi orang lain maupun bagi diri mereka sendiri.
- Jangan balas atau merespons secara negatif. Jika seorang anak merasa harus merespons, doronglah tanggapan yang tenang, jelas, dan konstruktif. Reaksi marah dan agresif dapat memperburuk situasi. Dorong anak-anak (dan orang dewasa!) untuk menjauh dari perangkat agar mereka tidak terjerumus dalam menyalahkan, mempermalukan, atau melakukan balas dendam. Ini memberikan waktu untuk menjadi tenang dan kembali ke pusat sehingga mereka dapat menciptakan tanggapan yang jelas bahwa perilaku digital orang lain menyakitkan dan tidak dapat diterima.
- Tanggapi secara pribadi kepada orang yang membuat pesan yang menyakitkan. Jika mereka merasa aman melakukannya, mungkin berguna untuk mengikuti orang yang membuat atau membagikan pesan yang menyakitkan secara pribadi, baik secara online, melalui telepon, atau langsung. Melakukan hal ini dapat membuat jelas bahwa mereka tidak mendukung tindakan negatif tersebut. Ini juga memberikan kesempatan untuk secara autentik membagikan keprihatinan tentang perilaku dan apa yang mungkin ada di baliknya.
Teruslah Mengedukasi dan Mendukung Anak Anda
Dalam menghadapi tantangan dunia digital, komunikasi terbuka, edukasi, dan dukungan dari orang tua sangatlah penting. Dengan membimbing anak-anak dalam perilaku digital yang positif dan memberikan dukungan yang kuat, kita dapat membantu mereka tumbuh sebagai individu yang bertanggung jawab dan penuh rasa empati. Tetaplah mendukung dan teruslah berkomunikasi dengan anak-anak Anda tentang pentingnya memperlakukan orang lain dengan hormat, baik di dunia nyata maupun di dunia digital. Paparan cyberbullying dan konten negatif di dunia digital bisa ganggu kesehatan mental anak. Anak bisa jadi stress, depresi, cemas, dan bahkan bisa memicu pikiran untuk bunuh diri. Penting banget buat orang tua untuk selalu ngawasin aktivitas digital anak dan ajak mereka untuk menggunakan internet dengan sehat.
Dunia digital yang seru kudu diimbangi dengan etika digital yang baik. Orang tua dan anak perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan digital yang aman dan sehat. Dengan komunikasi terbuka dan edukasi yang tepat, kita bisa jaga anak-anak kita dari bahaya cyberbullying dan hal negatif lainnya di dunia maya.
He who has health, has hope; and he who has hope, has everything.” – Arabian Proverb.