FOMO: Tantangan dan Imbauan dari Kementerian Kesehatan RI

FOMO: Tantangan dan Imbauan dari Kementerian Kesehatan RI- Belakangan ini, semakin banyak orang yang dilanda fenomena ‘fear of missing out’ atau FOMO. Fenomena psikologis ini mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam acara atau aktivitas karena takut melewatkan pengalaman yang bisa diperoleh. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, melalui Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, telah mengangkat isu ini sebagai salah satu perhatian utama, mengingat dampak signifikan yang bisa ditimbulkan terhadap kesehatan mental masyarakat.

fomo

Apa Itu FOMO?

FOMO, atau “fear of missing out”, adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perasaan cemas atau khawatir yang timbul ketika seseorang merasa bahwa mereka mungkin melewatkan pengalaman atau kesempatan yang berharga.

Mengapa FOMO Semakin Marak?

Menurut Budi Gunadi Sadikin, perkembangan teknologi dan media sosial memiliki peran besar dalam meningkatkan prevalensi FOMO. Media sosial menciptakan platform di mana pengguna dapat membagikan setiap aspek kehidupan mereka, dari momen liburan hingga pencapaian karier. Hal ini menyebabkan orang lain merasa tertinggal atau tidak cukup berprestasi jika mereka tidak ikut serta dalam aktivitas serupa.

konsultasi dan screening

Dampak FOMO terhadap Kesehatan Mental

FOMO tidak hanya menyebabkan kecemasan ringan; jika tidak dikelola dengan baik, fenomena ini dapat berdampak serius pada kesehatan mental. Berikut beberapa dampak utama FOMO:

  1. Stres dan Kecemasan: Terus-menerus merasa takut ketinggalan bisa menyebabkan tingkat stres dan kecemasan yang tinggi.
  2. Depresi: Perasaan tidak puas dengan diri sendiri dan kehidupan sehari-hari dapat memicu depresi.
  3. Gangguan Tidur: Menghabiskan waktu berjam-jam di media sosial sebelum tidur dapat mengganggu pola tidur, yang pada akhirnya mempengaruhi kesehatan fisik dan mental.

Imbauan dari Kementerian Kesehatan RI

Menyadari dampak serius dari FOMO, Kementerian Kesehatan RI mengimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan memberikan beberapa saran praktis untuk mengatasi FOMO:

  1. Kurangi Waktu di Media Sosial: Batasi waktu yang dihabiskan di media sosial setiap hari untuk mengurangi paparan terhadap konten yang dapat memicu FOMO.
  2. Fokus pada Aktivitas yang Bermakna: Alihkan perhatian pada aktivitas yang memberikan kepuasan dan kebahagiaan sejati, seperti hobi, olahraga, atau berkumpul dengan keluarga dan teman dekat.
  3. Praktikkan Mindfulness: Mindfulness atau kesadaran penuh dapat membantu seseorang lebih fokus pada momen saat ini dan menghargai apa yang mereka miliki.
  4. Edukasi Diri: Pahami bahwa apa yang dilihat di media sosial sering kali hanya gambaran yang dikurasi dan bukan refleksi dari kenyataan sehari-hari.

konsultasi dan screening

Mengatasi FOMO: Strategi Praktis

Berikut beberapa strategi yang dapat membantu masyarakat mengatasi FOMO:

  1. Tetapkan Prioritas: Buat daftar prioritas pribadi dan fokus pada tujuan yang benar-benar penting bagi Anda.
  2. Bangun Hubungan yang Mendalam: Luangkan waktu untuk membangun hubungan yang bermakna dengan orang-orang di sekitar Anda.
  3. Nikmati Momen Saat Ini: Belajarlah untuk menikmati dan menghargai momen saat ini tanpa membandingkan diri dengan orang lain.
  4. Batasi Paparan Informasi: Pilih untuk mengikuti akun atau konten yang memberikan nilai positif dan inspiratif, daripada konten yang hanya menimbulkan perasaan cemas atau tidak puas.

FOMO adalah tantangan psikologis yang semakin marak di era digital ini. Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, telah menyoroti pentingnya kesadaran dan penanganan fenomena ini untuk menjaga kesehatan mental masyarakat. Mari kita bersama-sama meningkatkan kesadaran akan FOMO dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan mendukung.

Baca juga : Insomnia: Mengatasi Tantangan Tidur Malam

Jangan Lewatkan Konsultasi Dengan Tenaga Kesehatan Kami (GRATIS)

Terapi merupakan bentuk perawatan yang paling aman, nyaman dan tepat untuk kondisi gangguan kesehatan semacam ini. Jika Anda membutuhkan terapi silakan menghubungi tenaga kesehatan kami. Selain itu, mengkonsumsi Balm Healing Jelly juga sangat baik untuk menunjang perawatan. Untuk informasi lebih lanjut serta pemesanan untuk Balm Healing Jelly dari Rumah Sehat Medical Hacking.

Khusus untuk pembaca setia, kami ingin menginformasikan kabar gembira. Banyaknya permintaan para pasien RS Medical Hacking yang meminta kami membuka layanan anti aging and aesthetic clinic. Untuk pasien yang ingin tetap muda, sehat dan berkualitas. Selain layanan anti aging and aesthetic clinic, RS Medical Hacking juga membuka layanan slimming therapy berbasis akupunktur medik. Anda pun dapat menikmati layanan slimming therapy untuk mengecilkan lingkar perut, lingkar paha, perut buncit dan obesitas dengan mengunjungi.

Related Posts