Dinamika Kepribadian di Masa Pandemi: Refleksi dan Adaptasi

Kali ini kita akan bahas tentang Dinamika Kepribadian. Pandemi COVID-19 tidak hanya mengubah cara hidup kita, tetapi juga berdampak pada struktur kepribadian. Sebuah studi terkini menemukan bahwa pandemi ini mempengaruhi cara ekspresi sifat kepribadian, terutama pada orang muda. Penelitian ini menunjukkan bahwa para remaja dan dewasa muda mengalami penurunan dalam sifat kepribadian seperti kehati-hatian dan kesepakatan, serta peningkatan dalam neurotisisme.

Di awal pandemi pada tahun 2020, terjadi penurunan tingkat neurotisisme.

Namun, perubahan ini tidak bertahan lama dan kembali normal pada tahun 2021-2022. Sifat kepribadian lain seperti kesepakatan, keterbukaan, ekstraversi, dan kehati-hatian juga mengalami penurunan pada tahap akhir pandemi. Penelitian ini menggunakan data dari Understanding America Study (UAS) untuk menganalisis dampak pandemi pada kepribadian dalam populasi yang besar dan beragam.

Para peneliti menemukan bahwa selama fase akut pandemi di tahun 2020, neurotisisme menurun, tetapi penurunan ini tidak bertahan selama fase adaptasi pada tahun 2021-2022.

Sementara itu, empat sifat kepribadian lainnya menunjukkan tren berlawanan dengan neurotisisme, dengan tingkat kehati-hatian, kesepakatan, keterbukaan, dan ekstraversi menurun selama fase akut dan meningkat pada tahun 2021-2022.

Orang dewasa muda cenderung lebih sensitif terhadap perubahan sifat kepribadian dibandingkan dengan kelompok usia yang lebih tua.

Dr. Angelina Sutin dari Florida State University menggarisbawahi bahwa sifat-sifat yang mengalami perubahan paling banyak pada masa dewasa muda – neurotisisme dan kehati-hatian – juga berkaitan erat dengan berbagai hasil penting, termasuk kesuksesan pendidikan dan karir, hubungan, serta kesehatan mental dan fisik.

Perubahan dalam struktur kepribadian selama pandemi COVID-19 membuka wawasan baru mengenai pentingnya kesehatan mental dan kemampuan menyesuaikan diri di tengah situasi yang penuh ketidakpastian.

Berikut ini adalah detail lebih lanjut tentang bagaimana hal ini terjadi dan apa yang dapat dilakukan untuk mengatasinya:

  1. Dampak Pandemi pada Struktur Kepribadian: Pandemi telah mengubah cara orang bereaksi dan beradaptasi dengan situasi baru. Misalnya, penurunan dalam sifat seperti kehati-hatian dan kesepakatan serta peningkatan neurotisisme pada orang muda menunjukkan bahwa mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mengelola stres dan kecemasan. Perubahan ini dapat memengaruhi segala aspek kehidupan, dari pengambilan keputusan hingga interaksi sosial.
  2. Kesehatan Mental dan Penyesuaian Diri: Situasi pandemi yang tidak pasti dan seringkali menimbulkan stres meningkatkan kebutuhan akan ketahanan mental dan adaptasi yang sehat. Kesehatan mental yang baik membantu individu mengelola stres, menghadapi tantangan, dan pulih dari kemunduran. Di sisi lain, ketidakmampuan untuk beradaptasi dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental.
  3. Mekanisme Adaptasi yang Sehat:
    • Membangun Jaringan Dukungan Sosial: Hubungan sosial yang kuat memberikan dukungan emosional, mengurangi rasa kesepian, dan memberikan rasa kebersamaan. Hal ini sangat penting saat menjalani isolasi sosial atau karantina.
    • Menjaga Rutinitas Harian: Rutinitas harian memberikan struktur dan rasa normalitas. Ini termasuk tidur yang cukup, waktu untuk makan, bekerja, belajar, dan kegiatan rekreasi.
    • Terlibat dalam Aktivitas yang Bermanfaat: Melakukan aktivitas yang bermanfaat dan berarti, seperti hobi, olahraga, atau kegiatan sukarela, dapat meningkatkan mood dan rasa kesejahteraan secara keseluruhan.
  4. Pentingnya bagi Kaum Muda: Kaum muda, yang masih dalam fase penting pengembangan kepribadian dan identitas, mungkin lebih rentan terhadap dampak negatif dari pandemi. Oleh karena itu, sangat penting bagi mereka untuk mengembangkan mekanisme adaptasi yang sehat. Mereka perlu didorong untuk tetap terhubung dengan teman dan keluarga, mencari sumber daya kesehatan mental jika diperlukan, dan tetap aktif secara fisik dan mental.
  5. Peran Komunitas dan Lembaga Kesehatan: Komunitas dan lembaga kesehatan harus proaktif dalam memberikan dukungan dan sumber daya untuk kesehatan mental. Ini termasuk menyediakan akses ke layanan konseling, kampanye kesadaran kesehatan mental, dan menciptakan ruang aman bagi individu untuk berbagi pengalaman dan perasaan mereka.

Pandemi telah menyoroti pentingnya kesehatan mental dan kemampuan adaptasi dalam menghadapi perubahan dan tantangan.

Melalui pembangunan jaringan dukungan yang kuat, menjaga rutinitas harian, dan melibatkan diri dalam aktivitas positif, setiap individu, terutama kaum muda, dapat memperkuat ketahanan mental mereka dan menavigasi masa sulit ini dengan lebih baik.

Di tengah tantangan yang dibawa oleh pandemi, mari kita ingat pentingnya menjaga kesehatan mental dan fisik. Melakukan aktivitas yang kita sukai, menjalin hubungan yang mendukung, dan menjaga pola hidup sehat dengan cukup istirahat, nutrisi yang baik, dan olahraga teratur adalah kunci untuk menjaga keseimbangan dalam hidup.

Mari kita hadapi masa-masa sulit ini dengan kekuatan dan adaptasi, menjaga kesehatan kita untuk masa depan yang lebih baik.

sumber: https://www.medicalnewstoday.com/articles/covid-19-pandemic-changes-in-personality-traits#Study-limitations

Related Posts