Lanjut ngomongin soal depresi pada anak, Sobat Sehat! Kita udah bahas gimana mengenali tanda-tanda depresi. Nah, sekarang kita cari tahu gimana cara mengatasi dan mendapatkan perawatan yang tepat untuk anak yang mengalami depresi.
Jangan Biarkan Depresi pada Anak Diabaikan!
Data nasional di Amerika Serikat menunjukkan bahwa di tahun 2021, hanya sekitar 60% anak yang mengalami depresi menerima perawatan. Ini memprihatinkan, ya!
Menurut Dr. Metcalf, psikolog, “Kalau anak kamu ngalamin gejala depresi yang terus-menerus dan nggak hilang-hilang selama lebih dari sebulan, jangan ragu untuk cari bantuan profesional. Dan kalau anak kamu pernah ngomong pengin bunuh diri atau mereka mulai menyakiti diri sendiri, jangan panik! Langsung cari bantuan profesional secepatnya.”
Obat untuk Depresi Anak: Kombinasi Terapi dan Obat
Mirip dengan pengobatan depresi pada orang dewasa, depresi pada anak bisa ditangani dengan psikoterapi dan obat-obatan. Psikoterapi, yang juga dikenal sebagai “terapi bicara”, menggunakan pendekatan tertentu untuk mengatasi penyebab utama depresi. Selain itu, psikoterapi juga mengajarkan anak cara-cara efektif buat ngelarin perasaan negatif dalam kehidupan sehari-hari.
Dua metode terapi yang terbukti ampuh buat mengatasi depresi anak adalah terapi kognitif perilaku (CBT) dan terapi interpersonal (IPT).
Selain psikoterapi, dokter mungkin juga akan meresepkan obat antidepresan untuk meringankan gejala depresi yang mengganggu anak.
Diagnosis Depresi pada Anak: Lebih dari Sekedar Sedih Biasa
Gimana membedakan depresi dengan suasana hati anak yang lagi murung? Perbedaan utamanya terletak pada durasi gejala dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari. Kalau suasana hati anak yang lagi murung biasanya cuma sementara dan nggak terlalu ngganggu aktivitasnya, depresi justru bisa bikin perubahan besar pada cara berpikir dan perilaku anak yang terjadi terus-menerus dalam jangka waktu yang lama.
Menurut pedoman diagnosis terbaru (DSM-5-TR), seorang anak bisa dikatakan mengalami depresi kalau mereka menunjukkan minimal 5 dari gejala berikut ini selama minimal 2 minggu:
- Selalu merasa sedih atau mudah marah
- Kehilangan minat atau kesenangan dalam melakukan aktivitas yang biasanya disukai
- Berat badan turun drastis (pada anak kecil, mungkin terlihat dari pertumbuhan berat badan yang tidak sesuai harapan)
- Gangguan tidur (susah tidur atau tidur terlalu banyak)
- Gelisah atau pergerakan tubuh yang lambat
- Merasa lelah terus-menerus atau nggak berenergi
- Perasaan nggak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan
- Susah konsentrasi dan mengambil keputusan
- Muncul keinginan untuk bunuh diri
Perlu diingat, minimal salah satu dari gejala tersebut harus berupa perasaan sedih terus-menerus atau kehilangan minat/kesenangan. Gejala-gejala ini juga harus menyebabkan gangguan yang cukup berarti di kehidupan anak, dan tidak disebabkan oleh kondisi medis atau penggunaan zat tertentu.
Kalau anak kamu menunjukkan tanda-tanda depresi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, terapis, psikolog, atau psikiater untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Luruskan Stigma dan Cari Bantuan!
Jangan biarkan stigma seputar kesehatan mental membuat kamu menunda-nunda mencari bantuan untuk anak. Depresi itu penyakit yang bisa diobati, sama seperti penyakit fisik lainnya. Semakin cepat depresi pada anak ditangani, semakin cepat mereka bisa pulih dan kembali ceria.
Jaga Kesehatan Mental dan Fisik Sejak Dini
Menurut Dr. Sheila, seorang ahli kesehatan mental, menjaga kesehatan mental itu sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. “Selain pola hidup sehat seperti cukup tidur, makan makanan bergizi, dan olahraga teratur, penting juga untuk mengenali dan mengelola stress dengan baik,” sarannya.
Yuk, Sobat Sehat, kita semua bisa berperan aktif dalam menjaga kesehatan mental anak. Dengan saling peduli dan memberikan dukungan, kita bisa membantu anak-anak kita melewati masa-masa sulit dan tumbuh menjadi pribadi yang sehat dan bahagia.
He who has health, has hope; and he who has hope, has everything.” – Arabian Proverb.