Bukan Nakal, Hanya Berbeda: Cara Bijak Mengelola Perilaku Menantang pada Anak Autis

Info Kesehatan – Menghadapi perilaku menantang dari anak autis bukan perkara gampang. Banyak orang tua yang kadang merasa kewalahan, bingung harus mulai dari mana. Tapi satu hal yang perlu kita tanamkan adalah anak autis bukan anak nakal. Mereka hanya memandang dan merespons dunia dengan cara yang berbeda. Dan tugas kitalah untuk memahami mereka, bukan memaksakan standar kita kepada mereka.

Perilaku menantang yang sering muncul bisa berupa tantrum mendadak, menolak mengikuti arahan, menggigit, memukul, atau justru menarik diri dari interaksi. Setiap anak punya ‘pola’-nya sendiri. Dan kadang, perilaku ini muncul bukan karena keinginan, tapi sebagai bentuk komunikasi karena mereka kesulitan menyampaikan perasaan atau kebutuhan.

Baca juga: Terapi Musik sebagai Pendamping Stimulasi Anak Down Syndrome

Pahami akar masalahnya, bukan hanya gejalanya

Ibarat pohon, perilaku menantang itu seperti ranting yang tampak. Tapi akar masalahnya bisa jauh lebih dalam. Bisa karena rasa frustrasi, kelelahan sensorik, rasa sakit, atau kesulitan memahami perubahan rutinitas.

Misalnya, ketika seorang anak autis tiba-tiba berteriak atau menjatuhkan benda, bisa jadi ia merasa kewalahan oleh suara bising di sekitarnya atau tidak nyaman dengan perubahan ruangan yang mendadak.

Tips:

  • Buat catatan harian perilaku anak. Catat kapan perilaku muncul, apa yang terjadi sebelumnya, dan bagaimana respons anak. Ini akan membantumu mengenali pola dan penyebabnya.
  • Konsultasikan dengan terapis atau guru pendamping. Kadang sudut pandang orang luar bisa memberi insight yang belum terpikirkan.

Tetap tenang, jangan terpancing emosi

Kunci utama dalam menghadapi perilaku menantang adalah: tetap kalem. Ya, memang tidak selalu mudah, apalagi kalau perilaku tersebut terjadi di tempat umum dan banyak pasang mata yang memandang.

Namun, bereaksi dengan marah atau panik justru bisa memperburuk situasi. Anak bisa semakin bingung atau merasa terancam.

Tips:

  • Ambil napas dalam, hitung sampai lima, dan usahakan suara tetap lembut.
  • Jika perlu, ajak anak ke tempat yang lebih tenang dulu sebelum melanjutkan aktivitas.

Ingat, anak-anak, apalagi yang berada di spektrum autisme, sangat peka terhadap suasana hati orang di sekitarnya.

Bangun rutinitas yang konsisten

Anak autis cenderung merasa aman dan nyaman dalam rutinitas yang bisa diprediksi. Perubahan mendadak bisa memicu kecemasan dan membuat mereka ‘meledak’ karena bingung atau tidak siap.

Bukan berarti hidup harus kaku seperti robot, tapi upayakan untuk memberi mereka gambaran tentang apa yang akan terjadi sepanjang hari.

Tips:

  • Gunakan visual schedule atau gambar kegiatan.
  • Jika akan ada perubahan, beri tahu lebih awal dan jelaskan dengan cara yang sederhana dan visual.

Berikan pilihan, bukan perintah keras

“Sekarang makan, jangan main terus!” bisa memicu perlawanan. Coba ubah dengan pendekatan yang lebih memberdayakan: “Kamu mau makan dulu atau beresin mainannya dulu baru makan?”

Memberikan pilihan membuat anak merasa punya kendali atas diri mereka, dan ini penting untuk membangun rasa percaya diri sekaligus mengurangi potensi konflik.

Gunakan penguatan positif

Alih-alih hanya fokus saat anak berperilaku buruk, luangkan perhatian lebih ketika mereka melakukan hal yang baik. Ini bukan memanjakan, tapi menghargai usaha mereka.

“Wah, tadi kamu bisa bilang ‘tidak mau’ tanpa teriak. Mama bangga.” Kalimat seperti ini bisa jadi bahan bakar motivasi anak untuk mengulangi perilaku baik tersebut.

Tips:

  • Buat ‘tabel bintang’ sebagai bentuk reward kecil.
  • Tidak perlu hadiah mahal. Pelukan hangat, waktu bermain tambahan, atau stiker lucu bisa jadi hadiah yang menyenangkan untuk anak.

Gunakan teknik redirection (pengalihan)

Jika kamu melihat tanda-tanda bahwa anak akan mulai bertingkah, alihkan perhatiannya sebelum meledak. Misalnya, jika anak mulai resah karena bosan di ruang tunggu dokter, alihkan dengan permainan sederhana atau cerita bergambar.

Teknik ini efektif untuk mencegah ledakan dan mengalihkan energi anak ke aktivitas yang lebih positif.

Jangan ragu minta bantuan profesional

Setiap anak berbeda. Kadang, pendekatan yang berhasil di satu anak belum tentu cocok untuk yang lain. Maka dari itu, penting untuk terbuka terhadap bantuan ahli: psikolog anak, terapis perilaku, atau pendidik khusus.

Pendekatan terapi seperti Applied Behavior Analysis (ABA), terapi okupasi, atau terapi wicara bisa sangat membantu jika dilakukan secara konsisten dan disesuaikan dengan kebutuhan anak.

Jaga kesehatan mental orang tua

Ini sering luput dari perhatian. Tapi merawat anak dengan kebutuhan khusus bisa sangat menguras energi fisik dan mental. Jangan sungkan untuk rehat sejenak, minta tolong pasangan, keluarga, atau bahkan komunitas sesama orang tua anak autis.

Bergabung dalam komunitas juga bisa memberi dukungan emosional. Kadang, curhat dengan sesama pejuang yang mengerti rasanya bisa jadi pelipur lara.

Cinta yang konsisten adalah kuncinya

Perilaku menantang pada anak autis bukanlah akhir dari dunia. Justru di balik tantangan itu, ada peluang untuk tumbuh bersama, membangun ikatan yang lebih kuat, dan belajar untuk lebih peka terhadap dunia yang tak selalu hitam putih.

Jangan lupa, anak autis juga punya banyak potensi luar biasa. Mereka bisa sangat jujur, penuh semangat, dan punya ketertarikan mendalam pada hal-hal tertentu. Tantangan yang mereka hadapi bukan untuk ‘diperangi’, tapi untuk dipahami.

Seperti pepatah bilang, “tak kenal maka tak sayang.” Maka, kenalilah anak Anda dengan sebaik-baiknya, dan Anda akan menemukan dunia yang penuh warna di balik semua itu.

Terapi adalah metode perawatan yang paling efektif, aman, dan nyaman untuk mengatasi masalah kesehatan seperti ini. Jika Anda memerlukan terapi, silakan hubungi tenaga medis kami. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Rumah Sehat Medical Hacking.

Jangan lewatkan kesempatan bergabung dengan lebih dari 10.897 pasien di Indonesia yang telah merasakan manfaat dan kesembuhan dari layanan kami. Konsultasikan keluhan Anda segera dan dapatkan pemeriksaan dari terapis profesional kami.

Related Posts