Salam Sobat Sehat! Pernah dengar soal bipolar dan BPD? Keduanya mempengaruhi emosi dan perilaku, gejalanya pun bisa mirip-mirip. Nah, loh, gimana kalau ternyata kamu kena keduanya? Tenang, tetep ada harapan kok! Yuk, lihat gimana cara ngobatinnya.
Pengobatan Bipolar dan BPD: Beda Kondisi, Beda Cara
Bipolar dan BPD bagaikan penyakit flu dan radang gigi. Butuh obat yang tepat, nggak bisa disamain.
Bipolar: Mirip flu yang gejalanya naik turun. Pengobatannya pake obat penstabil suasana hati, antipsikotik, antidepresan, dan obat cemas. Selain obat, psikoterapi (curhat ke ahli) juga dianjurkan. Kalau susah tidur, obat tidur juga bisa jadi pilihan.
Jika kita membayangkan dua tokoh superhero yang harus bekerja sama melawan musuh yang kuat, itulah bipolar disorder dan gangguan kepribadian borderline (GKB). Keduanya memiliki kekuatan yang berbeda namun saling terkait, dan mengatasi keduanya memerlukan strategi yang berbeda pula.
Perbedaan Dalam Penanganan
Bipolar disorder membutuhkan beberapa jenis perawatan, termasuk:
- Obat-obatan: Seperti stabilisator mood, antipsikotik, antidepresan, dan obat anti-kecemasan.
- Psikoterapi: Contohnya adalah terapi bicara, keluarga, atau kelompok.
- Perawatan alternatif: Termasuk terapi elektrokonvulsif (ECT).
- Obat tidur: Jika insomnia menjadi gejala, dokter Anda mungkin akan meresepkan obat tidur.
Sementara itu, GKB umumnya diobati dengan terapi bicara, yang sama jenisnya dengan yang dapat membantu mengatasi bipolar disorder. Namun, dokter Anda juga mungkin menyarankan:
- Terapi perilaku kognitif: Untuk membantu mengubah pola pikir yang tidak sehat.
- Terapi perilaku dialektik: Untuk membantu mengelola emosi yang intens.
- Terapi fokus skema: Untuk membantu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir yang merugikan.
- Sistem Pelatihan untuk Prediktabilitas Emosional dan Penyelesaian Masalah (STEPPS): Untuk mempelajari keterampilan kesehatan mental dan mengelola gejala GKB.
Dengan diagnosis ganda bipolar disorder dan GKB, seseorang mungkin memerlukan perawatan intensif di rumah sakit atau perawatan jangka panjang di luar rumah sakit, tergantung pada tingkat keparahan kedua gangguan tersebut.
Perlu diingat bahwa baik bipolar disorder maupun GKB adalah kondisi jangka panjang. Penting untuk bekerja sama dengan dokter Anda untuk mengembangkan rencana perawatan yang sesuai agar gejala Anda membaik. Jika Anda merasa perawatan Anda tidak berjalan sesuai yang diharapkan, jangan ragu untuk berbicara dengan dokter Anda segera.
Obat? Boleh Nggak Sih?
BPD nggak harus diobati pake obat. Bahkan, pemakaian obat tertentu malah bisa memperparah gejala, terutama yang berhubungan dengan keinginan bunuh diri. Namun, dokter mungkin akan kasih obat buat mengatasi gejala tertentu, misalnya depresi atau perubahan suasana hati.
Dirawat di Rumah Sakit? Bisa Jadi
Kombinasi bipolar dan BPD bisa parah sampai perlu dirawat inap di rumah sakit. Soalnya, mania di bipolar bisa bikin orang nekat bunuh diri, apalagi ditambah dengan kecenderungan BPD yang sama.
Hindari Alkohol dan Narkoba!
Narkoba dan alkohol bisa memperburuk gejala bipolar dan BPD. Mirip kayak minum soda saat flu, bisa bikin kamu tambah nggak enak badan. Jauhi narkoba dan alkohol, ya Sobat Sehat!
Kesimpulan: Tetap Semangat Sembuh
Bipolar dan BPD sama-sama penyakit jangka panjang. Penting untuk bekerja sama dengan dokter untuk menemukan pengobatan yang tepat. Dengan pengobatan yang benar, gejala bisa terkontrol dan kualitas hidup bisa lebih baik. Jangan ragu untuk bicara ke dokter kalau kamu merasa pengobatan yang kamu jalani nggak efektif, ya!
Bipolar dan BPD memang merepotkan, tapi bukan berarti nggak bisa diobati. Diagnosis yang tepat dan pengobatan yang konsisten adalah kuncinya. Jaga kesehatan mental dengan pola hidup sehat, seperti makan makanan bergizi, cukup istirahat, dan olahraga teratur. Yuk, wujudkan hidup yang sehat lahir dan batin.
He who has health, has hope; and he who has hope, has everything.” – Arabian Proverb.