Bangkit Lebih Kuat! Bantu Anak Hadapi Masa Sulit

Bangkit Lebih Kuat! Bantu Anak Hadapi Masa Sulit. Bayangkan gini, Sobat. Pernah nggak sih kamu ngeliat tanaman diterpa angin kencang? Ada yang tumbang, tapi ada juga yang tetap berdiri tegak. Nah, itu dia yang namanya resiliensi, alias kemampuan buat bangkit lagi setelah menghadapi kesulitan. Sama kayak tanaman tadi, anak-anak kita juga butuh resiliensi biar mereka bisa menghadapi masa sulit dengan baik.

Ketangguhan adalah kemampuan untuk mengatasi kesulitan serius dan beradaptasi dengan baik saat dihadapkan pada pengalaman yang tidak menyenangkan. Lebih dari sekadar karakteristik atau sifat pribadi (misalnya, “Dia tangguh.”), ketangguhan juga merujuk pada proses mengatasi ancaman, kesulitan, dan trauma. Menjadi tangguh adalah hasil dari proses tersebut.

Dampak Kejadian Buruk di Masa Kecil, Bantu Anak Hadapi Masa Sulit

Nggak bisa dipungkiri, semua orang pasti pernah ngalamin hal yang kurang menyenangkan, kayak perceraian orang tua, kehilangan orang tersayang, atau bahkan pernah di-bully. Pengalaman kayak gini, yang biasa disebut ACEs (Adverse Childhood Experiences), bisa ngasih dampak jangka panjang ke anak-anak, terutama kalau mereka nggak punya resiliensi yang kuat. Ibaratnya kayak benteng, resiliensi bisa melindungi anak-anak kita dari efek negatif pengalaman buruk.

Ketangguhan seseorang dapat berubah seiring waktu. Anak-anak dapat menjadi lebih tangguh dan juga dapat kehilangan ketangguhan ketika dihadapkan pada trauma baru atau kehilangan dukungan. Orang tua dan pengasuh dapat membantu membangun ketangguhan anak-anak. Mereka dapat melakukannya dengan memperkuat faktor-faktor pelindung yang melindungi dan mendukung mereka saat menghadapi kesulitan atau risiko. Menurut Administrasi Layanan Kesehatan Mental dan Penyalahgunaan Zat (SAMHSA), ada tiga faktor pelindung yang berkontribusi signifikan pada ketangguhan anak-anak:

  1. Hubungan dengan orang dewasa yang peduli
  2. Pengembangan kognitif/keterampilan pemecahan masalah
  3. Regulasi diri Anak-anak dan remaja yang memiliki faktor-faktor pelindung ini mungkin lebih tangguh daripada teman sebaya yang menghadapi ACEs yang sama dan tidak memiliki mereka. Orang tua dan pengasuh membantu membangun ketangguhan anak-anak ketika mereka:
  4. Menghabiskan waktu bersama anak-anak mereka
  5. Memberikan bimbingan dan struktur yang konsisten
  6. Mengetahui keberadaan dan aktivitas anak-anak mereka
  7. Memberikan dukungan emosional yang hangat kepada anak-anak mereka.

Kabar Baiknya, Resiliensi Bisa Dibangun!

Berita baiknya, resiliensi itu bisa dibangun dan dipelajari, lho! Orang tua dan orang terdekat punya peran penting buat bantu anak-anak mereka jadi pribadi yang lebih tangguh. Yuk, liat gimana caranya!

3 Senjata Rahasia Membangun Resiliensi

Menurut [Ahli kesehatan jiwa anak], ada 3 senjata rahasia yang bisa ngebantu anak-anak bangun resiliensi mereka:

  • Hubungan yang Penuh Kasih Sayang: Anak-anak butuh figur orang dewasa yang peduli dan bisa mereka percaya. Pastikan buat selalu ada buat mereka, kasih pelukan hangat, dan tunjukin kalau kamu sayang mereka apa adanya.

  • Jagoan Memecahkan Masalah: Ajari anak-anak kamu gimana caranya ngenalin masalah dan nyari jalan keluarnya. Bikin permainan peran atau cerita tentang situasi sulit yang mungkin mereka alami, dan diskusikan gimana cara ngatasinya.

  • Mengelola Emosi dengan Bijak: Kadang, emosi bisa bikin anak-anak bingung dan ngeluarin respon yang negatif. Ajari mereka cara mengenali emosi mereka dan gimana cara ngelolanya dengan sehat. Misalnya, kalau lagi marah, bisa coba tarik napas panjang atau ngitung sampai sepuluh.

10 Cara Membangun Resiliensi Anak

Selain 3 senjata rahasia di atas, ada hal lain yang bisa kamu lakuin buat ngebantu anak-anak kamu jadi pribadi yang resiliensi:

  1. Libatkan Anak dalam Mencapai Tujuan Keluarga: Ajak anak kamu buat ngerencanain cita-cita keluarga dan gimana cara ngecalainnya. Dengan ngerasa dilibatkan, anak jadi lebih semangat dan punya motivasi buat ngelawan kesulitan.

  2. Jangan Langsung Marah: Kalau anak kamu ngelakuin kesalahan, jangan langsung marahi mereka. Coba bantu mereka ngerti kenapa kelakuan itu salah dan gimana cara ngebenerinnya.

  3. Latihan Menghadapi Masalah: Bikin skenario masalah yang mungkin dihadapi anak kamu di sekolah atau sama teman. Latih mereka gimana caranya ngeluarin respon yang tepat.

  4. Tunjukin Sikap Pantang Menyerah: Anak-anak itu gampang ngeliat orang tua mereka. Tunjukin ke mereka gimana caranya ngelawan tantangan dengan pantang menyerah.

  5. Selesaikan Masalah Bersama: Ajari anak kamu buat ngomong dan ngediskusiin masalah yang mereka hadapi. Dengan kerjasama, masalah bisa diatasi dengan lebih mudah.

  6. Ajak Anak Kelola Stres: Ajari anak kamu cara-cara sehat buat ngelawan stres, kayak olahraga, meditasi, atau dengerin musik.

  7. Cari Mentor atau Guru Bimbingan: Kalau anak kamu butuh bantuan belajar atau ngerasa kesulitan penyesuaian di sekolah, cari mentor atau guru bimbingan yang bisa ngebantu mereka.

  8. Jadi Relawan Bareng: Menolong orang lain bisa ngasih perasaan bahagia dan ngajarin arti pentingnya bersyukur. Ajak anak kamu buat jadi relawan bareng kamu.

  9. Ceritain Pengalamanmu Menghadapi Kesulitan: Anak-anak butuh tau kalau orang tua mereka juga pernah ngalamin masa sulit. Ceritain ke mereka gimana kamu ngelawan kesulitan itu dan apa yang kamu pelajari.

  10. Bantu Anak Mencari Solusi: Ajari anak kamu buat berpikir kritis dan nyari solusi buat masalah yang mereka hadapi. Dengan cara ini, mereka jadi lebih mandiri dan bisa ngatasi tantangan dengan lebih baik.

Dengan dukungan dari orang tua dan pengasuh, ketangguhan seorang anak dapat berkembang dan membantu mereka mengatasi ketika mereka dihadapkan pada pengalaman sulit, seperti perundungan.

Related Posts