Ariel Tatum Berjuang Melawan Borderline Personality Disorder. Borderline personality disorder (BPD) adalah gangguan mental serius yang memengaruhi perasaan dan cara berpikir penderitanya. Kondisi ini ditandai dengan suasana hati dan citra diri yang selalu berubah dan sulit dikontrol, serta perilaku yang impulsif. Penderita gangguan kepribadian memiliki cara pikir, cara pandang, dan perasaan yang berbeda dibandingkan dengan orang pada umumnya. Kondisi ini sering kali menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, termasuk hubungan penderita dengan orang lain.
Pikiran tersebut juga memicu perasaan takut penolakan, cemas, marah, tidak berarti, takut ditinggalkan, atau marah. Bahkan, mereka dengan kondisi ini juga memiliki kecenderungan menyakiti diri sendiri maupun orang lain. Gangguan kepribadian ambang biasanya bermula pada awal masa dewasa dan umumnya membaik seiring bertambahnya usia.
Penyebab Terjadinya BPD (Borderline Personality Disorder)
Penyebab pasti borderline personality disorder belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor di bawah ini diduga dapat memicu terjadinya BPD:
- Mengalami peristiwa traumatis, seperti pelecehan, kekerasan, atau penelantaran saat kanak-kanak, dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami BPD. Selain itu, komunikasi yang buruk dalam keluarga juga dapat meningkatkan risiko terjadinya BPD.
- Gangguan kepribadian dapat diturunkan secara genetik. Dengan kata lain, seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan kepribadian ambang lebih berisiko mengalami kondisi ini.
- Penderita BPD memiliki kelainan pada struktur dan fungsi otak, terutama pada area yang mengatur perilaku dan emosi. Penderita BPD juga diduga memiliki kelainan fungsi zat kimia otak yang berperan dalam mengatur emosi.
Faktor-faktor di atas memang dapat meningkatkan risiko BPD. Namun, bukan berarti seseorang yang memiliki faktor risiko tersebut pasti akan mengalami BPD. Pasalnya, BPD juga tidak mustahil dialami oleh seseorang yang tidak memiliki satu pun faktor risiko di atas.
Gejala BPD (Borderline Personality Disorder)
Borderline personality disorder dapat memengaruhi citra diri, perasaan, perilaku, cara berpikir, dan hubungan penderitanya dengan orang lain. Gejala biasanya muncul pada masa remaja menjelang dewasa dalam tingkat ringan hingga berat.
Gejala BPD dapat digolongkan menjadi empat bagian, yaitu:
Mood atau suasana hati yang tidak stabil
Penderita BPD dapat mengalami perubahan suasana hati (mood swing) yang drastis terhadap dirinya sendiri, lingkungan, atau orang-orang di sekitarnya tanpa alasan yang jelas. Mood penderita bisa berubah dari positif ke negatif atau sebaliknya. Saat mengalami suasana hati yang negatif, penderita BPD bisa merasa marah, hampa, sedih, tidak berharga, malu, panik atau takut, dan kesepian.
Gangguan pola pikir dan persepsi
BPD bisa menyebabkan penderitanya berpikir bahwa dirinya buruk, bersalah, atau tidak berarti. Pikiran ini bisa hilang timbul, serta membuat penderitanya kalut dan berusaha mencari pembenaran atau pembelaan ke orang-orang di sekitarnya untuk meyakinkan bahwa dirinya tidak buruk.
Penderita BPD juga dapat mengalami halusinasi, misalnya mendengar suara-suara yang sebenarnya tidak ada dan memintanya menyakiti diri sendiri. Selain itu, penderita juga bisa memiliki keyakinan yang kuat terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak masuk akal (delusi), misalnya keyakinan bahwa dirinya dikejar oleh pembunuh bayaran.
Perilaku impulsif
Perilaku ini termasuk aktivitas yang membahayakan diri sendiri, atau tindakan ceroboh dan tidak bertanggung jawab. Sebagai contoh, penderita dapat melukai diri sendiri atau melakukan percobaan bunuh diri, melakukan hubungan seks yang berisiko, mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, atau berjudi tanpa memikirkan risiko kalah.
Hubungan yang intens, tetapi tidak stabil
BPD dapat menyebabkan penderitanya takut akan diabaikan oleh orang lain. Pada suatu tahap, rasa takut ini bisa berkembang menjadi obsessive love disorder di mana penderita akan sangat bergantung atau terobsesi dengan seseorang. Akan tetapi, penderita BPD pada lain waktu juga bisa merasa tidak nyaman jika ada orang yang terlalu dekat atau terlalu memperhatikannya. Hal ini dapat merusak hubungan penderita BPD dengan orang lain.
Tidak semua penderita BPD mengalami seluruh gejala di atas. Sebagian penderita hanya mengalami beberapa gejala. Tingkat keparahan, frekuensi kemunculan, dan berapa lama terjadinya gejala pada setiap penderita, juga bisa berbeda-beda. Umumnya, gejala BPD akan mereda dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya usia penderita. Gejala biasanya akan berkurang saat penderita memasuki usia 40 tahun.
Baca Juga : Waspada Serangan Stroke Di Usia Muda
Jangan Lewatkan Konsultasi Dengan Tenaga Kesehatan Kami (GRATIS)
Terapi merupakan bentuk perawatan yang paling aman, nyaman dan tepat untuk kondisi gangguan kesehatan semacam ini. Jika Anda membutuhkan terapi silakan menghubungi tenaga kesehatan kami. Selain itu, mengkonsumsi Healurid juga sangat baik untuk menunjang perawatan. Untuk informasi lebih lanjut serta pemesanan untuk Healurid dari Rumah Sehat Medical Hacking.
Bergabunglah dengan 10897+ pasien Indonesia yang telah merasakan manfaat serta kesembuhan dari layanan kami. Segera konsultasikan keluhan Anda akan mendapatkan screening dari ahli terapis profesional kami.