Info Kesehatan Terbaru– Di era digital saat ini, fenomena sosial yang semakin populer adalah FOMO, singkatan dari “Fear of Missing Out” atau dalam bahasa Indonesia, “Ketakutan akan Ketinggalan”. Istilah ini tidak hanya mencerminkan perasaan pribadi tetapi juga mencerminkan dampak luas dari media sosial dan teknologi pada kehidupan sehari-hari.
Asal Usul FOMO
FOMO pertama kali diperkenalkan pada tahun 2004 oleh Patrick J. McGinnis dalam artikel di Harvard Business School Bulletin. Konsep ini semakin populer seiring dengan pesatnya perkembangan media sosial dan teknologi komunikasi, yang memungkinkan orang untuk terus-menerus terhubung dan mengetahui aktivitas orang lain.
Dampak Media Sosial
Media sosial merupakan faktor utama yang memperburuk FOMO. Platform seperti Instagram, Facebook, dan X (sebelumnya Twitter) memberikan jendela langsung ke kehidupan orang lain. Ini seringkali diperburuk oleh fenomena āhighlights reelā di media sosial, di mana orang cenderung membagikan momen-momen terbaik mereka saja, bukan keseharian yang lebih mundane.
Gejala dan Dampak FOMO
1. Kesehatan Mental: FOMO dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan rasa tidak puas yang berkepanjangan.
2. Konsumsi Berlebihan: Untuk mengatasi FOMO, beberapa orang mungkin terjebak dalam siklus konsumsi yang berlebihan, baik dalam bentuk membeli barang-barang yang tidak diperlukan atau terlibat dalam kegiatan sosial yang tidak mereka nikmati sepenuhnya hanya untuk merasa diterima.
3. Penurunan Kualitas Hubungan: Ketika seseorang lebih fokus pada apa yang terjadi di luar daripada berfokus pada hubungan nyata di sekelilingnya, kualitas hubungan dengan teman dan keluarga bisa menurun. Koneksi yang mendalam dan otentik sering kali terabaikan karena perhatian teralihkan oleh aktivitas yang tampaknya lebih menarik secara online.
Mengatasi FOMO
1. Kesadaran dan Refleksi: Langkah pertama untuk mengatasi FOMO adalah menjadi sadar akan perasaan ini dan refleksikan apa yang benar-benar penting. Tanyakan pada diri sendiri apakah Anda merasa tidak bahagia karena standar yang tidak realistis yang ditetapkan oleh media sosial.
2. Batasi Waktu di Media Sosial: Mengatur waktu dan batasan dalam menggunakan media sosial dapat membantu mengurangi dampak. Luangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang memuaskan dan berhubungan langsung dengan orang-orang di sekitar Anda.
3. Fokus pada Pengalaman Positif: Alihkan perhatian Anda dari apa yang Anda anggap sebagai kekurangan dengan fokus pada pengalaman positif dalam hidup Anda sendiri. Menghargai dan bersyukur atas apa yang Anda miliki dapat membantu mengurangi rasa cemas.
4. Ciptakan Koneksi yang Berarti: Membangun dan memelihara hubungan yang mendalam dan berarti dengan orang-orang di sekitar Anda dapat membantu mengurangi rasa FOMO. Hubungan yang kuat dapat memberikan dukungan emosional dan mengurangi perasaan terasing.
FOMO adalah fenomena sosial yang semakin marak di era digital ini. Meskipun tidak dapat dihindari sepenuhnya, dengan mengatur penggunaan media sosial, fokus pada pengalaman positif, dan membangun hubungan yang berarti, Anda dapat mengurangi dampak FOMO dan menemukan kebahagiaan dalam kehidupan Anda sendiri.
Baca Juga : Dampak Negatif Fomo pada Kesehatan Mental: Mengapa Kita Harus Peduli
Jangan Lewatkan Konsultasi Dengan Tenaga Kesehatan Kami (GRATIS)Ā
Saya berprofesi sebagai ahli terapis di Rumah Terapi Medical HackingĀ