Tips Kesehatan – Tumbuh kembang anak merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan mereka. Setiap orang tua tentu berharap agar anak mereka berkembang dengan baik, baik secara fisik, mental, maupun sosial. Namun, ada kalanya tumbuh kembang anak tidak berjalan sesuai dengan harapan, dan orang tua perlu lebih waspada terhadap tanda-tanda yang mungkin menunjukkan adanya gangguan. Dalam artikel ini, kita akan membahas lima tanda gangguan tumbuh kembang pada anak yang perlu orang tua ketahui.
Baca juga:Â Harmonisasi Pikiran dan Tubuh: Pentingnya Terapi Okupasi untuk Anak dengan Autisme dalam TCM
Tertinggal dalam Pencapaian Motorik
Pencapaian motorik anak, baik motorik kasar (seperti berjalan dan berlari) maupun motorik halus (seperti memegang benda kecil atau menulis), biasanya berkembang sesuai dengan usia tertentu. Jika anak terlambat mencapai tonggak perkembangan motorik seperti duduk, merangkak, atau berjalan, ini bisa menjadi tanda adanya gangguan tumbuh kembang.
Misalnya, pada usia 1 tahun, anak diharapkan sudah bisa berjalan atau setidaknya berdiri dengan dukungan. Jika pada usia tersebut anak belum dapat berdiri atau berjalan meski sudah didorong untuk melakukannya, orang tua perlu berkonsultasi dengan dokter atau ahli tumbuh kembang anak. Gangguan motorik seperti ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti gangguan pada otot, saraf, atau perkembangan koordinasi tubuh anak.
Selain itu, jika anak tampak kesulitan dalam keterampilan motorik halus, seperti memegang sendok, menggambar, atau menulis pada usia yang seharusnya bisa melakukannya, ini juga perlu mendapat perhatian. Tertinggal dalam pencapaian motorik bisa menjadi indikator adanya kelainan perkembangan, yang memerlukan evaluasi lebih lanjut.
Kesulitan Berbicara atau Tidak Ada Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Pada usia sekitar 6 bulan, anak seharusnya mulai mengoceh, dan pada usia 1 tahun mereka diharapkan bisa mengucapkan kata-kata pertama. Di usia 2 tahun, anak biasanya sudah mulai menggabungkan kata-kata untuk membuat kalimat sederhana. Jika anak Anda tidak menunjukkan tanda-tanda perkembangan bahasa pada usia-usia tersebut, ini bisa menjadi tanda adanya gangguan dalam perkembangan bahasa.
Kesulitan berbicara atau tidak ada perkembangan bahasa yang jelas dapat disebabkan oleh gangguan pendengaran, gangguan perkembangan bahasa, atau masalah pada kemampuan motorik mulut (seperti kesulitan menggerakkan lidah atau bibir). Jika anak tidak bisa mengucapkan kata-kata pada usia 2 tahun, atau jika mereka mengalami kesulitan dalam memahami dan mengikuti instruksi sederhana, ini bisa menjadi pertanda adanya masalah dalam perkembangan bahasa yang perlu ditangani oleh ahli.
Gangguan perkembangan bahasa tidak hanya melibatkan keterlambatan berbicara, tetapi juga kesulitan dalam memahami bahasa, seperti kesulitan mengikuti instruksi atau mengingat kata-kata yang baru dipelajari. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk memperhatikan perkembangan bahasa anak dan segera mencari bantuan jika ada indikasi keterlambatan yang signifikan.
Perilaku Sosial yang Tidak Sesuai dengan Usia
Anak yang berkembang dengan baik umumnya akan menunjukkan perilaku sosial yang sesuai dengan usianya. Pada usia dini, anak mulai belajar berinteraksi dengan orang lain, berbagi mainan, dan mengikuti aturan sosial dasar. Namun, jika anak tampak kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebaya atau bahkan dengan orang dewasa di sekitar mereka, ini bisa menjadi indikasi adanya gangguan dalam perkembangan sosial.
Sebagai contoh, pada usia sekitar 2 tahun, anak diharapkan dapat menunjukkan keterampilan sosial seperti berbagi mainan dengan saudara atau teman, serta mulai menunjukkan minat pada teman sebaya. Jika anak Anda tampak lebih suka bermain sendiri, tidak tertarik pada teman-temannya, atau kesulitan berkomunikasi dengan orang lain, ini bisa menjadi tanda gangguan perkembangan sosial.
Gangguan perkembangan sosial bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan spektrum autisme (ASD), di mana anak mungkin menunjukkan perilaku yang tidak biasa dalam berinteraksi dengan orang lain. Tanda-tanda lain dari gangguan sosial termasuk kurangnya kontak mata, tidak merespons panggilan nama, atau tidak menunjukkan minat pada kegiatan bersama. Jika Anda melihat tanda-tanda ini pada anak, penting untuk segera berkonsultasi dengan ahli tumbuh kembang atau psikolog anak untuk mendapatkan penilaian lebih lanjut.
Kesulitan Fokus dan Perhatian
Kemampuan untuk fokus dan memperhatikan adalah keterampilan penting yang berkembang seiring bertambahnya usia. Pada usia dini, anak mungkin masih sering berpindah-pindah perhatian, tetapi seiring bertambahnya usia, mereka diharapkan dapat fokus pada satu aktivitas dalam waktu yang lebih lama. Namun, jika anak tampak kesulitan untuk duduk diam, memperhatikan kegiatan, atau sering terganggu oleh hal-hal di sekitar mereka, ini bisa menjadi tanda adanya gangguan dalam perkembangan perhatian.
Salah satu gangguan yang paling sering terkait dengan kesulitan fokus adalah Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Anak dengan ADHD sering kali mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatian, terlalu aktif, atau sulit mengikuti instruksi. Jika anak Anda tampak sangat impulsif, kesulitan dalam menyelesaikan tugas, atau mudah teralihkan perhatiannya meski sudah diberikan instruksi yang jelas, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka memerlukan evaluasi untuk ADHD.
Namun, tidak semua anak dengan kesulitan fokus mengalami ADHD. Faktor lain yang memengaruhi kemampuan fokus anak bisa berkaitan dengan kurangnya stimulasi yang sesuai, gangguan tidur, atau masalah emosional seperti kecemasan. Oleh karena itu, orang tua perlu memperhatikan tanda-tanda gangguan perhatian dan berkonsultasi dengan profesional jika diperlukan.
Perubahan Perilaku yang Drastis atau Emosional yang Tidak Stabil
Tumbuh kembang anak juga melibatkan perkembangan emosional dan perilaku yang seimbang. Anak yang sehat secara emosional biasanya dapat mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang sesuai dengan situasi dan usia mereka. Namun, jika anak menunjukkan perubahan perilaku yang drastis, seperti sering marah tanpa alasan yang jelas, menarik diri dari lingkungan sosial, atau menunjukkan kecemasan yang berlebihan, ini bisa menjadi tanda adanya gangguan emosional.
Gangguan emosional pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti stres, kecemasan, trauma, atau gangguan mood seperti depresi. Anak yang sering mengalami perubahan mood yang tajam atau kesulitan dalam mengelola perasaan mereka bisa memerlukan perhatian khusus dari ahli psikologi atau konselor anak. Tanda-tanda lainnya termasuk ketakutan yang berlebihan, kecemasan yang mengganggu aktivitas sehari-hari, atau kesulitan tidur yang disebabkan oleh perasaan cemas atau tertekan.
Terapi adalah metode perawatan yang paling efektif, aman, dan nyaman untuk mengatasi masalah kesehatan seperti ini. Jika Anda memerlukan terapi, silakan hubungi tenaga medis kami. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Rumah Sehat Medical Hacking.
Jangan lewatkan kesempatan bergabung dengan lebih dari 10.897 pasien di Indonesia yang telah merasakan manfaat dan kesembuhan dari layanan kami. Konsultasikan keluhan Anda segera dan dapatkan pemeriksaan dari terapis profesional kami.
