Tahun 2023 menjadi panggung gemilang bagi penemuan-penemuan medis yang membuka mata dan harapan. Vaksin RSV pertama, lecanemab untuk Alzheimer, hingga pil KB Norgestrel yang kini bebas resep, adalah beberapa gebrakan yang menorehkan tinta emas. Namun, di sisi lain, kecut masam kekhawatiran tentang pemanis buatan dan kanker turut mewarnai lanskap kesehatan tahun ini.
Sucralose-6-aketat, si manis pengganti gula, ternyata menyimpan sisi gelap. Penelitian menunjukkan metabolit ini berpotensi merusak DNA, meningkatkan risiko kanker. Belum lagi fenomena meningkatnya kanker usus besar pada usia muda. Studi mengungkap empat gejala kunci sebagai alarm dini, menunjuk pada peran gaya hidup, diet, riwayat kesehatan pribadi dan keluarga.
Ironisnya, meski dunia sudah akrab dengan pil KB wanita sejak 1960an, tak ada kabar gembira bagi kaum pria. Kondom dan vasektomi masih jadi pilihan, padahal mungkin tak selaras dengan preferensi semua orang. Professor Lonny Levin menduga, standar efek samping yang tinggi untuk pria sehat yang tak berpenyakit jadi penghambat utama hadirnya pil KB pria. Beliau optimis, jika vaksin COVID-19 saja bisa tercipta dalam waktu singkat, maka pil KB pria minim efek samping pun bukanlah khayalan.
Di antara hiruk pikuk terobosan dan kontroversi, kabar baik datang dari gaya hidup sederhana. Olahraga, sang jagoan awet muda, kembali jadi bintang. Episode terbaru In Conversation podcast mengupas tuntas manfaat olah raga bersama Dr. Borja del Pozo Cruz dan Dr. Edwina (Eddie) Brocklesby.
Kabar baiknya, bukan cuma kuantitas, tapi komposisi yang menentukan. Penelitian JAMA Internal Medicine menemukan kombinasi ideal, yakni campuran aktivitas aerobik sedang, aerobik intens, dan penguatan otot. Sekitar 75 menit aerobik sedang, 150 menit aerobik intens, plus 2 sesi latihan kekuatan per minggu, terbukti ampuh menurunkan risiko kematian akibat berbagai penyebab.
Tak berhenti di situ, Dr. del Pozo Cruz dan timnya menemukan keajaiban 2 menit. Hanya dengan 2 menit olahraga intens per hari, risiko kematian terkait kanker dan penyakit kardiovaskular bisa ditebas drastis! Namun, jangan terlena. Aktivitas fisik terkait pekerjaan terkadang justru berisiko. Penelitian terbaru mengungkap kaitan antara pekerjaan berat dan risiko gangguan kognitif.
Jadi, intinya, meski tak perlu mati-matian ngegas di gym, hindarilah bermalas-malasan. Temukan keseimbangan, konsultasikan dengan dokter untuk jenis olahraga optimal, dan nikmati bonus umur panjang!
sumber: https://www.medicalnewstoday.com/articles/2023-in-medicine-artificial-sweeteners-colon-cancer-male-birth-control